AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah kondisi saat asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan rasa nyeri serta ketidaknyamanan di dada. GERD dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada dinding esofagus jika tidak ditangani dengan baik.
“Tidak semua pasien GERD perlu menjalani gastroskopi. Diagnosis bisa dilakukan dengan pemeriksaan klinis, uji fisik, kuesioner, dan respons terhadap obat. Namun, pada kasus tertentu, gastroskopi sangat diperlukan untuk menilai tingkat kerusakan dinding kerongkongan,” jelas dokter spesialis penyakit dalam, Ignatius Bima Prasetya, Rabu (16/4/2025).
Dokter spesialis di Siloam Hospitals Group ini menjelaskan, terdapat empat tingkatan kerusakan dinding esofagus akibat GERD, mulai dari peradangan ringan hingga kondisi yang lebih serius seperti Barrett's Esophagus, yang berpotensi berkembang menjadi kanker esofagus.
Oleh karena itu, kata dia, pasien dengan gejala GERD yang semakin berat, seperti nyeri menelan, muntah darah, atau penurunan berat badan yang signifikan, disarankan menjalani gastroskopi untuk memastikan kondisi mereka dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Selain itu, gastroskopi juga dapat membantu dalam menilai efektivitas pengobatan GERD. Jika pasien sudah menjalani terapi tetapi masih mengalami gejala yang persisten, pemeriksaan ini bisa membantu dokter dalam menyesuaikan metode pengobatan yang lebih tepat.
Prosedur ini memungkinkan dokter untuk melihat langsung kondisi dalam saluran cerna pasien dengan menggunakan selang fleksibel yang di ujungnya terdapat kamera. Prosedur ini membantu dalam menegakkan diagnosis secara lebih akurat serta menentukan pengobatan yang sesuai bagi pasien.
Menurut Bima, gastroskopi adalah prosedur medis yang sangat penting untuk mendeteksi kelainan di saluran pencernaan. "Dengan gastroskopi, kita dapat melihat langsung kondisi dalam saluran cerna pasien dan menentukan diagnosis dengan lebih akurat," ujarnya.
Dengan gastroskopi, kata dia, dokter dapat menilai kondisi kerongkongan, lambung, dan usus secara real-time. Prosedur ini digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan pencernaan, seperti peradangan, tukak lambung, infeksi, hingga kanker lambung.
Keunggulan utama gastroskopi dibandingkan metode lain adalah kemampuannya memberikan gambaran yang jelas, bersifat minimal invasif, serta lebih aman bagi pasien. Dengan metode ini, dokter dapat segera menentukan langkah medis yang diperlukan, termasuk pemberian terapi atau tindakan lanjut seperti biopsi.