Jumat 18 Apr 2025 16:21 WIB

Jangan Cuma Bilang ‘Bagus’, Ini Cara Apresiasi yang Bangun Kepercayaan Diri Anak

Apresiasi yang efektif sering kali terbatas hanya pada lontaran kata pujian semata.

Red: Qommarria Rostanti
Anak berprestasi (ilustrasi). Memberikan apresiasi kepada anak atas setiap prestasi yang diraihnya dinilai merupakan aspek krusial dalam proses tumbuh kembang mereka.
Foto: Dok. Freepik
Anak berprestasi (ilustrasi). Memberikan apresiasi kepada anak atas setiap prestasi yang diraihnya dinilai merupakan aspek krusial dalam proses tumbuh kembang mereka.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Memberikan apresiasi kepada anak atas setiap prestasi yang diraihnya dinilai merupakan aspek krusial dalam proses tumbuh kembang mereka. Namun, pemahaman tentang apresiasi yang efektif sering kali terbatas hanya pada lontaran kata-kata pujian semata.

Padahal, apresiasi yang sesungguhnya adalah sebuah pengakuan yang mendalam atas segala usaha keras, ketekunan, dan pencapaian yang telah anak torehkan. Lebih dari sekadar kalimat manis yang mampu membangkitkan semangat sesaat, apresiasi yang tepat dapat menjadi fondasi yang kokoh bagi perkembangan diri anak di masa depan.

Baca Juga

Hal ini ditegaskan oleh Novia Anggraeni, S.Pd, MSc, seorang konselor Sekolah Menengah Atas (SMA) Cikal Amri Setu. Dia menjelaskan cara memberikan apresiasi yang tepat kepada anak serta dampak positif yang signifikan ketika orang tua secara konsisten menghargai setiap proses belajar yang dilalui oleh buah hati mereka.

Menurut Novia, memberikan apresiasi kepada anak adalah salah satu strategi terbaik yang dapat diterapkan oleh orang tua untuk menumbuhkan dan mempertahankan motivasi belajar anak. Akan tetapi, penting untuk dipahami bahwa apresiasi yang efektif tidak hanya terbatas pada pemberian kata-kata pujian yang bersifat umum, melainkan juga harus relevan dengan konteks pencapaian anak dan memiliki makna yang mendalam bagi mereka.

Novia memberikan contoh konkret mengenai bagaimana seharusnya apresiasi diberikan. Ia mengambil kasus seorang anak yang berhasil meraih nilai sempurna dalam mata pelajaran Matematika. Menurutnya, alih-alih memberikan apresiasi verbal yang berlebihan hanya pada angka nilai yang diperoleh, orang tua sebaiknya fokus pada detail proses yang dilalui anak hingga mencapai hasil tersebut.

"Apresiasi verbal yang dapat ditunjukkan tidak berlebihan pada angka, melainkan pada detail bagaimana anak dapat menyelesaikan soal-soal dengan teliti dan terampil dalam memahami masalah yang ia perlu pecahkan. Jadi daripada mengatakan, 'Wah, hebat kamu dapat 100!', bisa diubah menjadi 'Ketelitian dalam memahami soal yang kompleks sudah lebih konsisten. Karena kamu teliti, akurasi perhitungannya jadi lebih akurat. Pertahankan, ya!'," ujar Novia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id pada Jumat (18/4/2025).

Penjelasan ini menggarisbawahi pentingnya bagi orang tua untuk mengamati dan mengenali usaha serta keterampilan spesifik yang ditunjukkan anak dalam proses belajarnya, dan kemudian memberikan apresiasi yang terfokus pada aspek-aspek tersebut, bukan hanya pada hasil akhir berupa nilai angka. Dengan demikian, anak akan merasa bahwa upaya dan proses yang ia lalui diakui dan dihargai, bukan hanya sekadar hasil akhirnya.

Novia mengatakan, konselor anak dari Sekolah Cikal Amri Setu, memaparkan dua dampak positif utama yang dapat dirasakan oleh anak ketika mereka menerima apresiasi yang tepat dari orang tua mereka. Dampak positif yang pertama adalah bahwa apresiasi dapat menumbuhkan motivasi anak.

Menurut Novia, perasaan diakui atas apa yang telah mereka lakukan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap rasa percaya diri dan harga diri anak. Apresiasi dari orang tua, sebagai figur otoritas dan kasih sayang terdekat, memiliki kekuatan yang luar biasa dalam mendorong anak untuk terus belajar dan mengembangkan potensi diri mereka.

"Apresiasi adalah pengakuan atas usaha dan hasil kerja anak. Ketika anak merasa dihargai atas apa yang telah mereka lakukan, mereka akan merasa lebih percaya diri dan berharga. Pengakuan ini akan mendorong mereka untuk terus belajar dan mengembangkan diri," ujar Novia.

Ketika seorang anak merasa bahwa usaha dan kerja kerasnya selama ini tidak sia-sia dan diakui oleh orang tuanya, maka secara internal akan tumbuh dorongan yang kuat untuk terus melakukan yang terbaik dan bahkan melampaui ekspektasi. Motivasi ini akan menjadi bahan bakar yang berkelanjutan bagi anak dalam menghadapi tantangan belajar di masa depan.

Dampak positif yang kedua yang ditekankan oleh Novia adalah bahwa apresiasi dapat mendorong anak untuk lebih percaya diri. Ia mengatakan ketika anak merasakan bahwa proses belajar atau hasil belajar yang telah mereka capai diperhatikan dan dihargai oleh orang tua, maka anak akan terus berkembang secara positif tanpa memerlukan dorongan eksternal yang berlebihan.

"Dampak positif yang muncul dari pemberian apresiasi yang tepat yaitu munculnya perasaan bahwa hasil belajar dan kerja keras anak diakui dan dilihat oleh orang lain, khususnya orang tua. Perasaan ini akan menumbuhkan kepercayaan diri yang lebih positif dalam diri anak. Efek dari kepercayaan diri yang positif ini dapat pula menyuburkan motivasi intrinsik di dalam diri anak, sehingga saat ingin mencapai suatu tujuan, ia tidak lagi mengandalkan dan terdorong atas iming-iming eksternal yang datang dari luar dirinya," ujar Novia.

Kepercayaan diri yang tumbuh dari apresiasi yang tulus akan menjadi modal yang sangat berharga bagi anak dalam menghadapi berbagai situasi dan tantangan di kehidupannya. Mereka akan merasa lebih berani untuk mencoba hal-hal baru, tidak takut gagal, dan memiliki keyakinan yang kuat pada kemampuan diri sendiri.

Motivasi intrinsik yang juga berkembang sebagai hasil dari apresiasi yang tepat akan membuat anak memiliki dorongan internal yang kuat untuk belajar dan berprestasi, bukan hanya karena adanya hadiah atau pujian dari luar, tetapi karena adanya kepuasan dan kebanggaan dalam mencapai tujuan itu sendiri. Dengan demikian, memberikan apresiasi yang tepat kepada anak bukan hanya sekadar memberikan pujian, tetapi merupakan investasi jangka panjang dalam membentuk karakter, motivasi, dan kepercayaan diri anak yang akan membekali mereka dalam mengarungi kehidupan pada masa depan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement