Salah satu partisipan bahkan tercatat menggunakan tiga produk mengandung formahelida sekaligus: dua jenis kondisioner dan sabun mandi.
Secara total, partisipan menggunakan 1.143 produk dalam sepekan, atau rata-rata 17 produk per orang setiap hari. Angka ini dinilai mencerminkan tekanan sosial terhadap perempuan untuk tampil sesuai dengan standar kecantikan tertentu.
“Kami menyerukan pengawasan dan regulasi yang lebih ketat terhadap kandungan bahan kimia dalam produk kecantikan,” kata peneliti.
Meski formahelida telah dikategorikan sebagai zat penyebab kanker oleh lembaga federal AS sejak lebih dari satu dekade lalu, hingga kini belum ada pelarangan resmi yang diberlakukan. Sebaliknya, Uni Eropa telah melarang formahelida sebagai bahan kosmetik sejak tahun 2009.