Sabtu 17 May 2025 09:02 WIB

Dokter Ortopedi Beri Tips agar tak Alami Bahu Kaku

Setiap orang hendaknya rajin berolahraga agar postur otot tetap aktif.

Red: Erik Purnama Putra
Spesialis ortopedi dr. Jefri Sukmawan, Sp.OT (K), Subsp.OBS.
Foto: Republika.co.id
Spesialis ortopedi dr. Jefri Sukmawan, Sp.OT (K), Subsp.OBS.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Masalah frozen shoulder yang dikenal sebagai bahu kaku kerap dialami sejumlah orang tidak pandang umur. Hanya saja, masalah itu memang lebih sering menimpa seseorang dengan usia di atas 40 tahun. Spesialis ortopedi dr. Jefri Sukmawan, Sp.OT (K), Subsp.OBS memiliki tips untuk mengatasi masalah tersebut.

"Mau gen Z atau gen apapun risikonya sama aja, mau gen apa pun sama saja. Biasanya, pasien tidak bisa atau tidak mampu mengangkat atau menggerakkan lengan atas bahunya secara maksimal. Meski berusaha, ada rasa mengganjal. Jadi, ada lengket di engsel bahunya," kata Jefri dalam media gathering bertema 'Advanced Treatment for Shoulder' di Jakarta Selatan dikutip Sabtu (17/5/2025).

Jefri merupakan salah satu dari sedikit dokter ortopedi di Indonesia yang memiliki keahlian mendalam dalam penanganan cedera bahu. Dengan latar belakang pendidikan di Universitas Indonesia dan menempuh fellowship di Samsung Medical Center, Korea Selatan serta National University Hospital, Singapura, ia menilai, kondisi bahu kaku bisa sembuh dengan sendiri.

Sayangnya, proses sembut membutuhkan waktu lama, bisa hitungan bulan atau tahun. Sehingga, pasien perlu melakukan tindakan jika ingin lekas sembuh. "Karena itu, perlu penanganan tepat agar rasa nyerinya bisa segera hilang dan bahunya bisa bergerak bebas kembali," kata Jefri yang aktif di Divisi Shoulder and Elbow di Orthosports and Wellness Center di RS Premier Bintaro itu.

Jefri pun berpesan agar rajin berolahraga agar postur otot tetap aktif. Misalnya renang, lari, sepeda dan lainnya. Menurut Jefri, orang kantoran yang duduk terlalu lama sangat berisiko mengalami bahu kaku. "Kalau ada masalah di postur atau habit posisi duduk yang lama depan komputer, kerja, cenderung berisiko," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement