Dengan nada yang penuh kesadaran dan keprihatinan, Jolie melanjutkan, “Dan tidak ada di antara kita yang naif. Kita tahu bahwa banyak seniman di seluruh dunia kekurangan kebebasan dan keamanan untuk menceritakan kisah mereka, dan banyak yang telah kehilangan nyawa mereka seperti Fatima Hassouna, yang terbunuh di Gaza, Shaden Gardood yang terbunuh di Sudan, dan Victoria Amelina yang terbunuh di Ukraina, serta begitu banyak seniman luar biasa lainnya yang seharusnya bersama kita sekarang," ujarnya.
Penyebutan nama Fatima Hassouna secara spesifik, seorang jurnalis yang tewas di Gaza, memiliki resonansi yang sangat kuat. Ini bukan sekadar nama acak, melainkan sebuah pengakuan langsung terhadap risiko ekstrem yang dihadapi oleh jurnalis dan seniman di zona konflik.
Gaza, sebagai wilayah yang terus-menerus dilanda kekerasan, telah menjadi lokasi di mana banyak jurnalis dan pekerja media menjadi korban. Dengan menyebut nama Hassouna, Jolie secara implisit menyoroti dampak mengerikan dari konflik terhadap individu-individu yang berani menyuarakan kebenaran dan berbagi kisah dari garis depan.
Penghargaan khusus yang diberikan Jolie melalui pengenangan ini melampaui seremoni formal. Ini adalah bentuk solidaritas yang tulus dari seorang tokoh global dengan para seniman dan jurnalis yang berjuang, atau bahkan kehilangan nyawa, demi kebebasan berekspresi dan penyampaian informasi.
Ia menegaskan bahwa kematian mereka bukan hal yang bisa diabaikan, melainkan sebuah kerugian besar bagi kemanusiaan dan bagi kemampuan kolektif kita untuk memahami dunia. “Kita berutang budi kepada semua orang yang mempertaruhkan hidup mereka dan berbagi cerita serta pengalaman mereka, karena mereka telah membantu kita belajar dan dan berkembang,” ujar Jolie.