AMEERALIFE.COM, TEHERAN -- Sahar Emami, pembawa berita senior di televisi Pemerintah Iran, mendadak menjadi sorotan dan "pahlawan" setelah insiden serangan udara Israel yang menargetkan markas besar penyiaran negara pada Senin (16/6/2025). Emami dipuji luas di media sosial atas ketangguhan dan keberaniannya karena kembali siaran segera setelah serangan tersebut.
Dukungan rezim Iran dan sekutu regionalnya membanjiri media sosial dengan gambar Emami disandingkan dengan tokoh-tokoh penting seperti mantan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah. Sebuah unggahan yang menyertakan foto Emami di samping Nasrallah bertuliskan, "Anda tidak bisa menghancurkan sebuah ide dengan membunuh".
Dilansir laman Ynetnews pada Selasa (17/6/2025), Wakil Presiden Iran untuk Urusan Perempuan dan Keluarga, Zahra Bahramzadeh Azar, turut memuji Emami di platform X. Dia menyebutnya sebagai perwujudan keberanian wanita Iran dan "suara semua warga Iran dalam menghadapi agresi".
Emami sendiri dikenal sebagai salah satu pembawa berita terkemuka Iran, yang memulai kariernya di media pada 2010 setelah sempat menempuh pendidikan teknik pangan. Ia dikenal luas melalui saluran resmi Iran, Khabar. Media berbahasa Arab juga memberitakan tentang dirinya, menyoroti "sikap tenangnya dan ekspresi percaya diri" serta "kerendahan hati dan penampilan sederhana". Emami telah menikah dan memiliki seorang anak.
Serangan ini memicu kecaman keras dari berbagai pihak yang pro Iran. Hizbullah menyebutnya sebagai "kejahatan Zionis keji yang menargetkan pusat penyiaran Iran" serta "terorisme sistematis" untuk "membungkam perbedaan pendapat, menghapus kebenaran, dan memadamkan revolusi rakyat Iran".
Penyiar negara Iran dalam pernyataannya mengatakan, "Entitas Zionis tanpa belas kasihan membom markas media negara di Teheran. Musuh berusaha membungkam suara rakyat Iran yang mulia dengan menargetkan saluran berita". Kepala otoritas penyiaran mengeklaim serangan itu adalah "cerminan dampak media nasional Iran terhadap media Israel. Serangan ini tidak akan menghancurkan tekad jurnalis Iran".
Seperti diberitakan sebelumnya, Emami menjadi pusat perhatian dunia setelah sebuah bom Israel menghantam markas besar televisi Pemerintah Iran saat siaran langsung. Dilansir laman Aljazeerah, peristiwa dramatis ini terjadi selama siaran berita langsung di IRIB (Islamic Republic of Iran Broadcasting) pada Senin (16/7/2025), di mana Emami, dengan keberanian yang luar biasa, menghadapi situasi genting tersebut.
Saat ledakan terjadi, asap dan puing memenuhi layar. Emami sesaat terlihat meninggalkan studio, sementara terdengar suara di studio menyerukan, "Allahu Akbar" atau "Allah Maha Besar".
Ketika studio bergetar dan kekacauan tak terlihat di balik layar mulai terjadi, Emami sempat meninggalkan mejanya untuk mencari perlindungan. Namun, hanya beberapa menit kemudian, ia kembali ke meja pembawa berita, tanpa terlihat goyah dan penuh tekad, untuk melanjutkan siaran langsung dengan ketenangan yang mencengangkan.
Meskipun serangan langsung tersebut sempat mengganggu siaran, tindakan Emami mengirimkan pesan yang kuat: suara kebenaran tidak akan dibungkam. Saat ia muncul kembali di layar, Emami berbicara dengan jelas dan tegas.
“Apa yang terjadi adalah upaya putus asa oleh rezim Israel untuk membungkam kebebasan berbicara,” ujarnya dikutip dari laman Quds News Network pada Selasa (17/6/2025).
“Jika gedung jaringan berita diserang, suara kebenaran tidak akan dibungkam. Kami akan melanjutkan pekerjaan kami, dan media nasional akan terus mengudara dengan kekuatan,” kata dia menambahkan.
View this post on Instagram