AMEERALIFE.COM, LONDON — Otoritas Inggris tengah meninjau rekaman beberapa penampilan di Festival Glastonbury setelah dua musisi memimpin penonton dalam meneriakkan seruan yang mengecam Israel.
Menjelang festival dimulai, sejumlah politisi dan pelaku industri musik menyerukan agar grup hip-hop asal Irlandia, Kneecap, dicoret dari daftar penampil. Seruan ini muncul setelah salah satu anggotanya, Liam Óg Ó hAnnaidh alias Mo Chara, didakwa dengan tuduhan terorisme akibat diduga menampilkan bendera kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran dalam sebuah konser.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan bahwa kehadiran grup tersebut di Glastonbury tidak pantas. Sebagai respons, saat tampil di panggung West Holts pada Sabtu (29/6/2025), Kneecap memimpin ribuan penonton meneriakkan “F*** Keir Starmer”.
"Perdana menteri kalian, bukan milik saya, bilang kami tak seharusnya tampil. Jadi, f*** Keir Starmer," kata Mo Chara yang mengenakan syal keffiyeh khas Palestina, dikutip ABC Australia, Senin (30/6/2025).
Diperkirakan 30 ribu orang, termasuk ratusan yang membawa bendera Palestina, memadati area di depan panggung hingga pihak penyelenggara terpaksa menutup akses ke lokasi tersebut. Mo Chara juga menyebut bahwa kasus hukum yang menjeratnya sangat mengganggu, namun tetap tidak sebanding dengan penderitaan rakyat Palestina.
Grup ini menegaskan mereka tidak mendukung Hamas atau Hizbullah. Dalam penampilan mereka, Mo Chara turut menuduh Israel melakukan kejahatan perang.
Penampilan Kneecap di TikTok bahkan ditonton lebih dari satu juta kali secara langsung, setelah BBC memutuskan untuk tidak menayangkannya dalam siaran langsung festival tersebut.
Sebelumnya, duo punk Bob Vylan juga tampil di panggung yang sama dan memimpin penonton dalam meneriakkan seruan “kematian bagi IDF.”
BBC telah mengonfirmasi bahwa penampilan Bob Vylan tidak akan tersedia dalam layanan tayangan ulang mereka. Pihak Kepolisian Avon dan Somerset menyatakan akan meninjau bukti video dari penampilan di panggung West Holts untuk menentukan apakah terdapat pelanggaran hukum yang perlu diselidiki secara pidana.
Di panggung utama Pyramid Stage pada Sabtu sore, grup legendaris Britpop Pulp tampil mengejutkan penonton. Dalam jadwal resmi, slot tersebut hanya bertuliskan nama palsu “Patchwork”, yang memicu spekulasi liar sebelum akhirnya terungkap bahwa Pulp adalah pengisi acara sesungguhnya.
Penampilan mereka terasa istimewa karena bertepatan dengan 30 tahun sejak mereka pertama kali tampil di Glastonbury. Penyanyi utama, Jarvis Cocker, bahkan melemparkan kantong teh ke arah penonton seraya berkata, “Bagi-bagi, ya.”
Pertunjukan mereka ditutup dengan lagu ikonik “Common People”, yang diiringi atraksi udara dari jet tempur Red Arrows milik Angkatan Udara Inggris.
Di slot utama malam harinya, musisi legendaris Neil Young akhirnya mengizinkan BBC menyiarkan penampilannya secara langsung, setelah sebelumnya menolak karena tidak setuju dengan “kontrol korporasi” BBC. Ia bahkan sempat mengancam batal tampil. Namun pada menit-menit terakhir, BBC mengumumkan bahwa izin siar telah diberikan.
Di waktu yang sama dengan Neil Young, penyanyi pop alternatif Charli XCX menutup penampilan di panggung Other Stage. Penampilannya dimulai dengan tirai bertuliskan “brat” yang dibakar, memunculkan spekulasi berakhirnya era tersebut. Namun, layar kemudian menampilkan pesan, “brat is forever <3.”
Charli membawakan deretan lagu dari album Brat, sementara hujan menyirami panggung dan efek visual menghiasi layar.