Rabu 02 Jul 2025 14:05 WIB

Kapan Sebaiknya Anak Pisah Kamar dengan Kakak atau Adik? Ini Penjelasan Psikolog

Anak yang memiliki kamar sendiri akan lebih terlatih untuk bertanggung jawab.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Anak sedang tidur (ilustrasi). Psikolog menekankan pentingnya anak memiliki kamar sendiri sejak usia dini.
Foto: Dok Freepik
Anak sedang tidur (ilustrasi). Psikolog menekankan pentingnya anak memiliki kamar sendiri sejak usia dini.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Psikolog anak dari Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim, menekankan pentingnya anak memiliki kamar sendiri sejak usia dini. la menyarankan pemisahan kamar tidur antara anak dengan orang tua maupun saudara kandung dilakukan paling lambat saat anak berusia 2 atau 3 tahun.

Menurut Rose, anak yang memiliki kamar sendiri akan lebih terlatih untuk bertanggung jawab karena mereka belajar mengelola ruang pribadinya secara mandiri. Mulai dari merapikan tempat tidur, menjaga kebersihan kamar, hingga menyimpan barang dengan rapi, semuanya menjadi bagian dari proses pembelajaran kemandirian yang penting bagi tumbuh kembang anak.

Baca Juga

"Anak yang memiliki kamar sendiri akan terlatih untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab. Berbeda kalau kamarnya masih sharing, di mana tugas kebersihan juga mungkin dilakukan bersama," ujar Rose Mini saat dihubungi Republika, Rabu (2/7/2025).

Selain itu, menurut Rose, memiliki kamar sendiri juga penting dalam proses pembelajaran pendidikan seks pada anak. Misalnya, anak perlu dikenalkan pada konsep privasi tubuh, termasuk kebiasaan berganti pakaian di tempat tertutup dan tidak melakukannya di depan orang lain. Bahkan ketika kakak dan adik memiliki jenis kelamin yang sama, orang tua tetap perlu membiasakan mereka menjaga privasi.

"Kakak adik walaupun jenis kelaminnya sama, tetap perlu diajarkan batasan privasi. Apalagi jika berbeda jenis kelamin, itu tidak boleh berganti baju di depannya," kata Guru Besar Tetap Fakultas Psikologi Ul tersebut.

Di sisi lain, banyak keluarga di Indonesia yang terpaksa harus berbagi kamar antara adik dan kakak karena keterbatasan ruang di rumah. Dalam kasus ini, jika adik-kakak jenis kelaminnya sama, maka masih bisa ditoleransi. Hanya saja, kata Rose, jika berbeda jenis kelamin tetap disarankan untuk pisah kamar.

Saat kakak-adik harus berbagi kamar, Rose menyarankan orang tua membuat aturan yang jelas terkait penggunaan kamar bersama. Termasuk soal waktu berganti pakaian, pembagian tanggung jawab kebersihan, hingga larangan membuka barang pribadi milik saudara.

Ia juga menekankan pentingnya menciptakan kamar sebagai ruang aman bagi anak. Dengan begitu, anak bukan hanya belajar bertanggung jawab, tetapi juga belajar menghargai privasi dan hak orang lain.

"Jadi kalau misanya adik punya barang pribadi, dan itu disimpan di satu tempat, maka kakak jangan ngoprek barang adik. Begitupun sebaliknya. Dan aturan itu harus orang tua yang mengatur, agar bagaimana timbul empati, tanggung jawab, dan saling menghargai privasi satu sama lain," kata Rose.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement