Selasa 08 Jul 2025 09:09 WIB

Kenalan Sama Party Pooper, Benarkah Dia Si Perusak Suasana?

Istilah party pooper pertama kali muncul pada akhir 1940-an.

Red: Qommarria Rostanti
Party pooper (ilustrasi). Party pooper sering dianggap merusak suasana dengan sikap negatif.
Foto: Dok. Freepik
Party pooper (ilustrasi). Party pooper sering dianggap merusak suasana dengan sikap negatif.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Party pooper, sekilas kata ini terdengar lucu dan mungkin sedikit "nakal". Frasa ini memiliki arti seseorang yang hadir di sebuah acara atau perkumpulan, namun justru sering dianggap merusak suasana dengan sikap negatif, tidak antusias, atau bahkan cenderung mengeluh. Mereka kerap dipandang sebagai individu yang seolah membawa "awan mendung" ke tengah-tengah keceriaan, membuat tawa mereda, dan senyuman memudar.

Dilansir laman Michigan Public, dalam program "That's What They Say", Profesor Bahasa Inggris Universitas Michigan, Anne Curzan, mengatakan istilah party pooper pertama kali muncul pada akhir 1940-an di kalangan mahasiswa. Fenomena party pooper dinilai bukan hanya sekadar anekdot sosial.

Baca Juga

Sering kali, label ini dilekatkan pada seseorang karena mereka tidak memenuhi "standar kegembiraan" yang diharapkan oleh mayoritas. Ada beberapa karakteristik yang sering dikaitkan dengan party pooper. Berikut ini penjelasannya:

1. Suka mengeluh

Ini adalah ciri yang paling menonjol. Seorang party pooper kerap menemukan celah untuk mengeluh tentang hampir semua hal, mulai dari hal-hal kecil seperti makanan yang kurang enak, tempat yang tidak nyaman, hingga hal-hal yang lebih besar. Keluhan-keluhan ini bisa menunjukkan ketidakpuasan yang terus-menerus dan menyebarkan energi negatif.

2.  Tidak antusias atau tidak berpartisipasi

Mereka cenderung tidak ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan atau percakapan yang sedang berlangsung, dan menunjukkan sikap tidak antusias. Alih-alih larut dalam kesenangan, mereka seringkali terlihat pasif, murung, atau bahkan menyendiri.

3. Menurunkan semangat orang lain

Dengan komentar atau tindakan mereka, mereka bisa secara tidak langsung menurunkan semangat atau mood orang lain. Misalnya, ketika seseorang berbagi kabar gembira, party pooper bisa menimpali dengan kisah sedih atau pandangan pesimis.

4. Merasa paling unggul atau meremehkan

Ada kalanya mereka menunjukkan sikap merasa paling "oke" atau meremehkan pencapaian atau cerita orang lain. Mereka mungkin mencoba mengecilkan kebahagiaan atau keberhasilan orang lain karena tidak suka melihat orang lain bahagia.

 

Cara menghadapi "party pooper"

Menghadapi party pooper bisa jadi tantangan, tetapi ada beberapa strategi yang bisa diterapkan agar suasana tetap menyenangkan dan tidak rusak sepenuhnya:

1. Jaga jarak dan batasi interaksi

Jika Anda menyadari ada party pooper di dekat Anda, salah satu cara paling sederhana adalah menjaga jarak fisik dan membatasi interaksi langsung. Ini membantu melindungi mood Anda agar tidak ikut terpengaruh oleh energi negatif mereka.

2. Tetap positif dan fokus pada keseruan

Jangan biarkan komentar atau sikap negatif mereka merusak mood Anda. Tetaplah fokus pada kegiatan yang menyenangkan dan interaksi positif dengan orang lain. Jika memungkinkan, ajak orang di sekitar Anda untuk tetap bersemangat.

3. Coba berempati dan bertanya dengan sopan

Terkadang, seseorang menjadi party pooper karena mereka sedang mengalami masalah pribadi, kelelahan, atau merasa tidak nyaman dengan situasi sosial tertentu. Anda bisa mencoba mendekati mereka secara pribadi dan bertanya dengan sopan apakah ada sesuatu yang mengganggu mereka. Namun, jika mereka menolak atau tidak responsif, jangan memaksakan diri.

4. Ajak berpartisipasi dalam kegiatan

Jika mereka tampak pasif, coba ajak mereka untuk terlibat dalam aktivitas yang sedang berlangsung, seperti bermain permainan, bercerita, atau sekadar berbincang ringan tentang topik yang netral dan menyenangkan.

5. Jangan membalas dengan negatif

Hindari membalas keluhan atau sarkasme mereka dengan nada yang sama. Ini hanya akan memperburuk situasi. Tetaplah tenang dan responsif secara positif, atau jika perlu, abaikan komentar negatif tersebut.

Jika perilaku party pooper sudah terlalu mengganggu atau menyinggung, Anda bisa menegur mereka secara halus dan pribadi. Sampaikan bahwa komentar atau sikap mereka membuat orang lain merasa tidak nyaman. Pilih waktu dan tempat yang tepat agar tidak mempermalukan mereka di depan umum. Ingatlah bahwa tujuan utama sebuah acara adalah bersenang-senang. Jika seseorang secara konsisten merusak suasana, prioritaskan kebahagiaan mayoritas dan jangan biarkan satu individu mendikte keseluruhan mood acara.

Rentan stres

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu yang cenderung menganggap waktu luang atau kesenangan sebagai hal yang sia-sia lebih rentan terhadap stres dan depresi. Dilansir laman Study Finds, para peneliti di Universitas Negeri Ohio mengatakan pandangan hidup yang terlalu fokus pada produktivitas dan pencapaian, tanpa memberi ruang untuk relaksasi dan kesenangan murni, dapat mengikis kebahagiaan dan kesehatan mental. Dalam konteks ini, seorang party pooper mungkin bukan sekadar perusak suasana, melainkan cerminan dari pola pikir yang lebih dalam tentang nilai waktu luang. Mereka mungkin adalah korban dari budaya yang mengagungkan kesibukan dan memandang rendah aktivitas yang tidak "produktif".

Maka, alih-alih langsung melabeli seseorang sebagai party pooper, mungkin ada baiknya kita sedikit lebih berempati. Alih-alih menghakimi, kita bisa mencoba memahami. Apakah mereka butuh ruang? Apakah mereka merasa tidak nyaman? Atau mungkin, mereka hanya memiliki cara yang berbeda untuk "berpesta"?

Mengubah perspektif ini dinilai tidak hanya akan membuat kita menjadi individu yang lebih pengertian, tetapi juga menciptakan lingkungan sosial yang lebih inklusif dan autentik, di mana setiap orang merasa nyaman menjadi dirinya sendiri, bahkan di tengah keramaian sebuah pesta. Karena pada akhirnya, pesta yang paling menyenangkan adalah pesta di mana setiap orang merasa diterima, terlepas dari seberapa "bersemangat" mereka terlihat di mata orang lain.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement