Rabu 15 Feb 2023 16:11 WIB

Cacing Laut Bisa Jadi Sumber Protein untuk Cegah Stunting di NTB

NTB terkenal dengan Festival Bau Nyale, yakni berburu cacing laut.

Red: Reiny Dwinanda
Warga menunjukkan nyale (cacing laut warna-warni) di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (4/3/2021). Festival Bau Nyale berasal dari tradisi turun-temurun masyarakat Sasak Lombok untuk menangkap nyale yang muncul sekali setahun di pantai selatan Lombok. Nyale terkenal tinggi kandungan proteinnya.
Foto:

Kawal 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak

Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, menjalankan inisiasi menyusu dini (IMD), dan melanjutkan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif sampai anak berusia dua tahun diperlukan agar anak tidak mudah sakit. Upaya tersebut juga merupakan bentuk pencegahan stunting.

Dokter Agnes mengingatkan selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), semua orang tua harus terus memantau tumbuh kembang anak dengan jeli. Berat badan anak yang terus menurun dikhawatirkan akan menyebabkan anak menjadi stunting dan memengaruhi produktivitasnya kelak.

Stunting berbeda dengan pendek karena genetik. Tengkes adalah malanutrisi kronis, kaitannya dengan asupan gizi kurang yang berkepanjangan dan infeksi berulang. "Itu yang membuat tubuhnya pendek, IQ-nya turun, sakit-sakitan, dan ke depannya obesitas, juga terkena penyakit metabolik," katanya.

Terpisah, dokter spesialis gizi klinis Alia Hospital Jakarta Nurul Ratna Mutu Manikam mengatakan kandungan protein hewani pada cacing laut bisa mencapai 43,84 persen terhadap beratnya. Kandungan protein hewaninya, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam 12,2 persen dan susu sapi sekitar 3,5 persen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement