Orang yang paling berisiko termasuk anak-anak dan orang dewasa yang belum menerima dosis vaksin pentavalen apa pun. Lalu, orang-orang yang tinggal di daerah dengan sanitasi yang buruk, lingkungan padat, dan petugas kesehatan yang terpapar kasus penyakit yang dicurigai atau dikonfirmasi juga berisiko.
Gejala awal penyakit biasanya dimulai setelah dua hingga 10 hari terpapar bakteri. Dalam kasus yang parah, bercak abu-abu atau putih tebal muncul di amandel dan/atau di belakang tenggorokan yang berhubungan dengan kesulitan bernapas, menurut NCDC.
Badan kesehatan menyatakan bahwa komplikasi dari difteri antara lain penyumbatan saluran napas, kerusakan otot jantung, kerusakan saraf, dan gagal ginjal. Kasus diduga difteri diperkirakan mulai muncul sekitar empat pekan lalu, di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Dilaporkan telah ada ada tujuh warga yang meninggal dunia, yaitu enam orang berusia anak dan satu orang dewasa di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan. Difteri juga menjadi wabah di Nigeria.