Kamis 23 Feb 2023 23:09 WIB

Polusi Udara Bisa Picu Pengeroposan Tulang, Siapa Paling Berisiko?

Efek paparan polusi udara paling jelas terlihat pada tulang punggung bawah (lumbar).

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
 Polusi udara masih menyelimuti di Bangkok, Thailand, Jumat (27/1/2023). Penelitian terbaru mengungkap dampak buruknya kualitas udara dan kepadatan mineral tulang pada wanita pascamenopause.
Foto:

Paparan para peserta terhadap perkiraan polusi udara (PM 10, NO2 dan SO2) di rumah mereka dipelajari. Para ilmuwan mengukur kepadatan mineral tulang (BMD) seluruh tubuh, pinggul, leher femur, dan tulang belakang lumbar pada awal percobaan.

Peneliti kemudian melakukan pengukuran lanjutan setelah satu tahun, tiga tahun , dan enam tahun dengan menggunakan absorptiometri sinar-X energi ganda. Menurut penulis Diddier Prada, temuan ini mengonfirmasi bahwa kualitas udara yang buruk dapat menjadi faktor risiko pengeroposan tulang, terlepas dari faktor sosioekonomi atau demografi.

"Untuk pertama kalinya, kami memiliki bukti bahwa nitrogen oksida, khususnya, merupakan kontributor utama kerusakan tulang dan tulang belakang lumbal merupakan salah satu tempat yang paling rentan terhadap kerusakan ini," kata Diddier Prada, seperti dilansir India Today, Kamis (23/2/2023).

Penulis utama Andrea Baccarelli menyarankan untuk lebih fokus pada deteksi dini kelompok yang berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan tulang akibat polusi udara. Sumber utama nitrous oxides adalah knalpot mobil dan truk serta emisi dari pembangkit tenaga listrik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement