Menurut dr Fiastuti, hal itu tentu saja harus dipenuhi tanpa ada alasan. Protein nabati juga bisa menjadi alternatif murah kendati lebih baik jika dikombinasikan dengan protein hewani dalam makanan sehari-hari.
"Kita tetap butuh variasi, makanya saya selalu bilang kombinasi hewani dan nabati. Jadi kalau pagi sampai malam nabati semua, pasti ada yang kurang karena tidak ada satu makanan sempurna," ujar dia.
Untuk protein nabati, konsumsi produk berbahan kedelai di Indonesia cukup tinggi, yakni, 50 persen. Tempe termasuk kedelai yang paling banyak dikonsumsi disusul tahu dan sisanya produksi kedelai yang lain.
Tempe disebut sebagai alternatif yang mudah didapat, terjangkau, dan khas Indonesia. Menurut dr Fiastuti, orang Indonesia sepatutnya bangga memiliki makanan khas yang ekonomis namun ternyata kaya manfaat.
"Kalau nggak ada tempe, anak stunting bahkan bisa jadi lebih banyak," kata dokter dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, tersebut.