AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Smoothies sering dipasarkan sebagai penguat nutrisi, pengganti makanan sehat, makanan diet dan detoksifikasi, serta bantuan pemulihan otot. Namun, beberapa smoothies dianggap mengandung lebih banyak kalori dan karbohidrat dibandingkan milkshake cokelat.
Untuk mengetahui apakah smoothies itu sehat atau tidak, berikut pro dan kontra menurut ahli gizi dan ahli diet terdaftar:
Pro: Smoothies dianggap sebagai penguat nutrisi
Smoothies bisa menjadi salah satu cara termudah memasukkan lebih banyak sayuran dan buah ke dalam makanan. Smoothies yang paling sehat itu kaya akan sayuran dan senyawa bioaktif nabati lainnya seperti fitonutrien dan antioksidan.
"Hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan level smoothies adalah menambahkan satu porsi atau lebih sayuran," kata penulis From Burnout to Balance, Patricia Bannan, dilansir laman Eat This, Not That!, Rabu (5/4/2023).
Menambahkan sayuran beku seperti kembang kol, kubus butternut squash, atau wortel membuat smoothies lebih creamy. Sayuran hijau segar seperti baby bayam dan kangkung dapat dengan mudah menyatu dengan hampir semua smoothies. Ini merupakan cara yang bagus bagi penggemar non salad untuk mendapatkan asupan sayuran.
Penelitian menunjukkan bahwa makan hanya satu cangkir sayuran kaya nitrat setiap hari seperti bayam, sayuran berdaun hijau, dan bit dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Karena itu, pelatih olahraga dan nutrisi kinerja berbasis sayuran, Cynthia Sass, mengatakan smoothies adalah cara mudah untuk memenuhinya.
Cara mudah lain untuk meningkatkan manfaat nutrisi dari smoothies adalah menambahkan bahan tambahan yang beraroma. Sass merekomendasikan penambah rasa yang sehat dan kaya antioksidan sebagai bahan tambahan, seperti bubuk kakao mentah, jahe, kunyit, kayu manis, kacang vanili, atau matcha.
Smoothies pascaolahraga dibutuhkan untuk memberikan hidrasi, kalori, karbohidrat, dan protein yang cukup bagi tubuh. Asupan itu dapat membantu pemulihan massa otot dan merehidrasi tubuh.
Kontra: Smoothies mengandung gula dan kalori tinggi
Kalori dan karbohidrat adalah masalah inti dari banyak smoothies. Smoothies dapat mengemas kalori dan gula dalam jumlah berlebih, jika Anda tidak memperhatikan cara membuatnya.
Bannan setuju bahwa smoothies bisa menjadi bom gula. Bahan-bahan seperti yogurt rasa, madu, jus buah, konsentrat jus buah, dan buah beku manis, mungkin membuat smoothies mengandung gula banyak, atau lebih banyak dibandingkan sekaleng soda. Tidak ada alasan menambahkan pemanis apa pun ke smoothies.
Jika Anda menikmati smoothies untuk membantu menurunkan berat badan, maka penting untuk menjaga kalori tetap terkendali. Untuk menurunkan berat badan, usahakan agar smoothies tidak lebih dari 300 kalori. Untuk melakukan ini, Anda harus memperhatikan ukuran porsi dan makanan tambahan berkalori tinggi.
Beberapa penyebab kalori terbesar termasuk alpukat, kacang-kacangan dan selai kacang, bubuk protein manis, santan, cokelat, bubuk kakao, serta susu, dan yogurt penuh lemak. Meskipun ini adalah bahan bergizi, tapi perlu dibatasi karena jumlah lemak dan kalorinya yang tinggi.
Banyak smoothies yang kekurangan serat pengisi, yang membantu menjaga gula darah dan rasa lapar. Buat smoothies dengan sayuran dan sertakan makanan kaya serat seperti biji chia, biji rami, kacang putih, atau tahu agar Anda kenyang selama berjam-jam. Smoothies bisa menjadi cara yang nyaman memasukkan lebih banyak sayuran dan buah ke dalam makanan.