Jumat 28 Apr 2023 21:01 WIB

Lukman Sardi Bacakan Puisi Chairil Anwar: Ada Rasa Ingin Menangis

Lukman Sardi terlibat dalam serial antologi seni video 'Aku, Chairil!'.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Lukman Sardi di Artina Art Space, Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (28/4/2023). Lukman menceritakan pengelamannya ketika membacakan puisi karya Chairil Anwar.
Foto: Republika/Meiliza laveda
Lukman Sardi di Artina Art Space, Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (28/4/2023). Lukman menceritakan pengelamannya ketika membacakan puisi karya Chairil Anwar.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Rumah produksi Miles Films meluncurkan serial antologi seni video “Aku, Chairil!” pada Jumat (28/4/2023). Perilisan yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik dan Media (PMM), Direktorat Jenderal Kebudayaan tersebut ditayangkan mulai hari ini di Indonesiana.TV pukul 18.30.

Sineas Mira Lesmana dan Riri Riza melibatkan seniman dan aktor kenamaan Indonesia, salah satunya Lukman Sardi. Lukman membawakan salah satu karya Chairil berjudul "Derai-Derai Cemara" yang juga menjadi karya favoritnya.

Baca Juga

“Saya begitu baca 'Derai-Derai Cemara' tuh wah itu jadi salah satu favorit saya. Saya tidak hafal semuanya sampai sekarang, prosesnya cukup panjang. Tapi semua rasa waktu saya baca puisi masih saya ingat sampai sekarang,” kata Lukman di Artina Art Space, Sarinah, Jakarta, Jumat (28/4/2023).

Menurut dia, ada hal unik di dalam karya Chairil tersebut yaitu puisi yang menceritakan tentang suatu hal yang sakit dan lemah tetapi ditulis secara kuat. Penggabungan itulah yang dia rasakan saat membaca "Derai-Derai Cemara".

“Saya merasakan terpuruk. Ada rasa ingin menangis tetapi di balik itu ada rasa optimisme, entah bisa dicapai atau enggak. Itu yang saya rasakan. Saya belum pernah menemukan seperti itu,” ujarnya.

Selama proses pelibatan serial antologi seni video “Aku, Chairi!”, Lukman mengaku tidak ada perbedaan signifkan dibandingkan saat syuting film. Jika dalam dunia akting erat kaitannya dengan mendalami karakter, cerita, dan visi dari sutradara, sama halnya dengan proyek ini.

“Saya baca dulu puisinya sampai mencari tahu dibuat tahun berapa. Di posisi tahun itu Chairil seperti apa, itu penting. Sampai akhirnya saya masuk di puisi itu untuk mencoba, tidak langsung baca gaya puisi tetapi coba pelan-pelan, satu-satu, setiap kalimat, baris berbaris supaya paham. Itu kan juga proses film. Hanya kali ini menarik di audio visualnya,” kata dia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement