Dominikus mengatakan, dalam jumlah yang sangat kecil, sebenarnya EtO tidak memberikan dampak buruk untuk manusia. Sebab, paparannya masih bisa dibersihkan sendiri oleh tubuh. Hanya saja, jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan sering, kandungan EtO tersebut dapat membahayakan bagi tubuh.
"Paparan EtO dapat menyebabkan kerusakan organik seperti sirosis hati dan lainnya," ujarnya.
Dominikus pun berpesan agar masyarakat menjaga asupan makanan yang dikonsumsi. Jika tidak, makanan yang dikonsumsi dapat berdampak pada terbentuknya penyakit dalam tubuh, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan sering.
"Bijaklah dalam memilih makanan. Biasakan membaca komposisi bahan baku dan nilai gizi dalam kemasan makanan," kata dia.