AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Selain alkohol, masih ada banyak jenis minuman yang patut diwaspadai demi kesehatan tubuh. Beberapa minuman populer juga dapat merugikan kesehatan secara keseluruhan.
Sebelum memesannya, sebaiknya perhatikan bahan tambahan dan gula berlebih yang ada pada minuman favorit. Berikut sejumlah minuman yang sebaiknya dihindari, menurut ahli gizi, dikutip dari Fox News, Jumat (5/5/2023).
1. Frappuccino
Ternyata, minum frappuccino tak sepadan dengan risikonya terhadap kesehatan. Kylie Ivanir, ahli diet terdaftar berbasis di New York, Amerika Serikat mengatakan frappuccino dan minuman kopi manis lainnya mengandung apa yang ia sebut sebagai "lemak manis". Itu adalah kombinasi antara gula dari sirup dan perasa dengan lemak jenuh dari krim.
“Walaupun kombinasi gula dan lemak ini membuat minuman terasa lembut dan nikmat, itu dapat menyebabkan lemak yang tersimpan menjadi berlebih karena peningkatan kerja hormon insulin (hormon penyimpan lemak kita)," kata Ivanir.
"Lemak manis" ini membajak sirkuit otak, membuat seseorang menginginkan lebih banyak. Itu juga dapat meningkatkan insulin, menyebabkan resistensi insulin, dan tingkat lipid yang lebih tinggi hingga akhirnya menimbulkan sindrom metabolik.
2. Frozen latte
Kopi manis telah diidentifikasi sebagai minuman yang berkontribusi terkait asupan gula tambahan. Hal itu juga diungkap dalam sebuah laporan yang diterbitkan di National Library of Medicine berjudul, “Sugar-sweetened beverage consumption among adults”, atau konsumsi minuman yang dimaniskan dengan gula di kalangan orang dewasa.
Beberapa penjual frozen latte kerap mencampurkan gula lebih banyak daripada yang ada pada sekaleng minuman bersoda. Contohnya, caramel latte.
3. Es Teh
Jinan Banna, ahli diet terdaftar dan profesor nutrisi di University of Hawaii, mengingatkan bahwa es teh mengandung banyak gula. Di samping itu, teh kemasan atau yang disiapkan secara komersial kemungkinan memiliki jumlah gula yang sama dengan soda.
"Konsumsi minuman yang banyak mengandung gula seperti es teh telah terbukti terkait dengan perkembangan sindrom metabolik dan diabetes tipe 2,” kata dia merujuk pada meta-analisis tahun 2010 tentang minuman manis dan diabetes tipe 2.