Langkah Oskam masih lambat, tetapi Courtine mengatakan bahwa versi teknologi di masa depan mungkin akan bisa membuatnya bergerak lebih cepat. Para peneliti mencatat bahwa selama penelitian, Oskam mendapatkan kembali kemampuannya untuk berjalan dengan kruk (tongkat atau alat bantu berjalan), bahkan ketika teknologi tersebut dimatikan.
Mereka meyakini bahwa sistem implan mungkin telah mengaktifkan jalur di otaknya yang tidak aktif, tetapi masih utuh secara anatomis. Pada dasarnya, apa yang dilakukan oleh teknologi ini adalah memaksimalkan hardware yang ada dalam sistem saraf.
"Dengan mengaktifkan kembali jalur-jalur ini, maka itu akan memperkuatnya," kata Marco Capogrosso, asisten profesor bedah saraf di University of Pittsburgh.
Capogrosso, yang membantu versi awal penelitian, menerbitkan sebuah makalah pada tahun lalu yang menunjukkan bahwa stimulasi saraf listrik dapat membantu seseorang mendapatkan kembali gerakan lengan dan tangan setelah strok. Tetapi tidak jelas apakah teknologi baru ini akan bekerja dengan baik pada individu dengan kelumpuhan yang lebih parah.
Megan Gill, asisten profesor terapi fisik di Mayo Clinic yang tidak terlibat dalam penelitian, juga mengatakan bahwa sulit untuk mengatakan seberapa besar pengaruh teknologi ini terhadap pemulihan Oskam, mengingat cederanya tergolong ringan dan ia menjalani rehabilitasi sebelum penelitian.
"Implan ini tidak membuat seseorang yang lumpuh total dari berbaring di tempat tidur dan tidak dapat bergerak untuk kembali berdiri dan berjalan. Sementara orang ini (Oskam) memiliki kemampuan untuk berdiri dan berjalan, bahkan sebelum teknologi ini ditanamkan," kata Gill.