Glazier memahami faktor yang membuat orang-orang kreatif merasa terancam oleh AI. Sebab, seniman menghabiskan seluruh hidupnya bergulat dengan apa yang ingin dia tampilkan kepada dunia, caranya mengekspresikan ide-ide, bentuk seninya. Sering kali, itu sangat pribadi dan mencerminkan pengalaman hidup mereka.
"Itu bentuk kejeniusan Anda ... Itu adalah inti dari siapa dirimu. Jadi, mengambil itu darimu adalah tindakan yang sangat pribadi dan tidak bisa diterima," kata Glazier tentang manipulasi musik.
"Dan bahkan jika itu dilakukan, Anda tahu, kadang-kadang oleh orang-orang yang mungkin menyukai karya Anda... itu bukan seni yang dikreasikan sang seniman... (sesuatu yang mereka) setuju untuk membuatnya dan itu mencerminkan siapa mereka. Memiliki tiruan nama dan rupa Anda serta citra Anda dan penyesuaian suara Anda adalah tindakan yang sangat menakutkan dan rentan yang menurut saya dianggap sangat pribadi oleh seniman."
Namun, eksekutif musik tersebut mengakui AI juga ada manfaatnya, mulai dari meningkatkan produktivitas hingga aplikasi yang dapat digunakan artis untuk mendorong batas ekspresi mereka. AI juga bisa digunakan untuk menciptakan ekspresi yang ingin mereka ciptakan dengan cara yang mereka lakukan sebelumnya, atau wawasan yang dapat dimiliki artis dan label rekaman dalam segala hal mulai dari tempat terbaik, tur hingga analisis data yang akan membantu mereka mengelola hak dan karya seni mereka secara efektif.
"Jadi, ini ... teknologi yang sangat menarik yang menurut saya akan diterima dengan sepenuh hati oleh industri, sementara pada saat yang sama melindungi hak-hak seniman dengan sangat kuat,” kata Gilbert.