AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Penyanyi asal Indonesia, Putri Ariani, mencuri perhatian setelah mendapatkan Golden Buzzer di ajang pencarian bakat “America's Got Talent” beberapa waktu lalu. Juri Simon Cowell memutuskan memberikan Golden Buzzer, setelah mendengar penyanyi berusia 17 tahun itu membawakan lagu ciptaannya "Loneliness” dan “Sorry Seems to Be the Hardest Word” dari Elton John.
Putri mengatakan, masalah terbesarnya adalah orang-orang selama ini melihatnya sebagai sosok tunanetra alih-alih musisi. Namun, Putri merasa menjadi seorang superstar ketika sedang menyanyi.
Putri yang masih duduk di bangku SMA ini bercita-cita bisa melanjutkan studi perguruan tinggi di The Juilliard School di New York City, Amerika Serikat (AS). Tampaknya cita-cita Putri tinggal selangkah lagi. Beberapa waktu lalu, penyanyi bernama Ariani Nisma Putri itu memenuhi undangan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim. Dilansir laman Kemdikbud pada Selasa (13/6/2023), pelajar dari SMKN 2 Kasihan Yogyakarta itu berbagi pengalamannya dalam menempuh pendidikan dan menekuni talentanya di bidang musik dan tarik suara.
Kesuksesan Putri hingga masuk ke semifinal ajang bakat internasional ternyata dikonversi pihak sekolah sebagai bentuk Praktik Kerja Lapangan (PKL). Ayah Putri, Ismawan Kurnianto, mengatakan Putri sudah teguh ingin menjadi diva sejak kecil. Ketika Putri memilih untuk bermimpi menjadi diva dunia, Ismawan dan istrinya, Reni Alfianty telah menggambarkan risiko dan tantangan yang kemungkinan akan dihadapi untuk meraih mimpi Putri.
“Dunia hiburan itu menurut saya paling berat dan jalannya cukup terjal. Tapi, Putri bilang ‘It’s okay, Ma.’ Sejak itu kami mendukung penuh mimpinya,” kata Ismawan.
Nadiem menyebut pengalaman Putri sangat menggambarkan konsep Merdeka Belajar, di mana orang tua mengikuti minat dan bakat dan memberikan kebebasan pada anak dalam mengajarkannya. “Saya mau menjadi diva dunia, seperti Whitney Houston, Pak,” ujar Putri, setelah menyanyikan lagunya “Permata Indah Dunia”.
Putri mengatakan, dirinya mendapat berkah berupa kelebihan pitch perfect sehingga dapat mengidentifikasi not musik dengan sempurna hanya dengan mendengar. “Kalau dari tadi saya dengar nada bicara Bapak di C mayor,” kata Putri, yang disambut tawa oleh Nadiem.
Untuk mendukung mimpi Putri, Kemendikbudristek menyampaikan akan membantu lewat Beasiswa Indonesia Maju (BIM). “Kami ingin merealisasikan mimpi Putri untuk berkuliah di kampus impian Putri, yang seleksinya sangat ketat,” ujar Nadiem.
Program BIM juga akan membantu penerima beasiswa mulai dari persiapan memasuki perguruan tinggi pilihannya. Nadiem bersedia untuk menawarkan surat rekomendasi untuk memperkuat pendaftaran Putri ke kampus lantaran prestasinya.
“Saya senang banget. Soalnya dari kecil impianku mau kuliah di The Juilliard School,” kata Putri.