Menurut Mayo Clinic di Amerika Serikat, beberapa penyebab medis keringat malam antara lain gangguan penggunaan alkohol dan/atau zat, gangguan kecemasan, gangguan autoimun, endokarditis (infeksi pada lapisan dalam jantung), HIV/AIDS, dan limfoma hodgkin dan non-hodgkin, hipertiroidisme (tiroid yang terlalu aktif). Leukemia, myelofibrosis (gangguan sumsum tulang), gangguan tidur (seperti apnea tidur obstruktif), strok, dan TBC juga bisa membuat orang berkeringat saat tidur malam.
"Konsultasikan dengan dokter Anda atau profesional perawatan kesehatan lainnya untuk diagnosis yang akurat," ujar Mayo Clinic.
Meski begitu, ada cara mencegah keringat malam jika ini terkait dengan kondisi medis. Menurut Strand, hal pertama adalah hindari makan besar setidaknya dua sampai tiga jam sebelum tidur.
"Ini berarti sistem pencernaan Anda tidak akan berfungsi setelah Anda tertidur, sehingga tubuh Anda lebih banyak beristirahat," kata Strand.
Kedua, hindari makanan pedas dan kafein di malam hari. Ini juga bisa menjadi cara yang bagus untuk mengatasi keringat di malam hari.
Strand mengungkapkan kafein adalah stimulan dan dapat meningkatkan detak jantung, menyebabkan peningkatan tekanan darah yang dapat mengaktifkan kelenjar keringat. Ketiga, kendalikan tingkat stres Anda.
"Entah karena mimpi buruk yang berulang atau kecemasan umum, stres adalah masalah hormonal yang dapat menyebabkan keringat," ujarnya.
Cara yang bagus untuk mengurangi stres dan menenangkan pikiran ialah dengan melakukan aktivitas seperti yoga dan meditasi sebelum tidur. Namun, jika stres berlanjut, carilah bantuan profesional.