AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Tiap tahun, banyak anak yang lulus taman kanak-kanak (TK) saat berusia lima hingga enam tahun, belum memenuhi syarat umur untuk masuk sekolah dasar (SD). Praktisi psikolog keluarga, Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan, idealnya anak anak masuk SD saat usianya tujuh tahun.
Pada saat itu, menurut Nuzulia, aspek-aspek perkembangan anak sudah cukup matang. Aspek yang dimaksud bukan hanya secara kognitif, tetapi juga aspek kematangan emosi, kemampuan sosialisasi dan adaptasi, dan kemandirian.
"Untuk itu, lebih bagus jika dilakukan tes kematangan sekolah sehingga dapat diketahui anak yang sudah bisa masuk SD ataupun yang belum," ujar Nuzulia kepada Republika.co.id, Rabu (21/6/2023).
Orang tua dapat mempertimbangkan mendaftarkan buah hatinya yang berusia enam tahun ke SD jika semua aspek tersebut sudah berkembang bagus. Apalagi, jika anak memintanya.
Nuzulia mengatakan indikator anak siap masuk SD idealnya dari kematangan anak dalam beberapa aspek, bukan hanya melihat umur. Walaupun demikian, biasanya seiring perkembangan umur maka berkembang pula aspek aspek lainnya dalam diri anak.
Apa jadinya jika anak masuk SD terlalu cepat?
Kepercayaan diri anak
Semakin anak bisa beradaptasi, bisa mengerjakan tugas sekolah dan mampu mandiri dalam hal keperluan dirinya sendiri, maka anak akan semakin percaya diri dan merasa nyaman.
Kemandirian anak
Anak yang belum mandiri dalam mengurus dirinya bisa merepotkan orang lain, khususnya guru di sekolah. Guru SD tentu berbeda tuntutan pekerjaannya dengan guru TK sehingga mereka tidak bisa membantu anak seperti dulu saat di TK.
Tertinggal
Anak yang belum matang kemampuan kognitifnya bukan berarti tidak cerdas, tetapi karena anak ditempatkan di antara anak anak lain yang sudah matang kognitifnya, maka anak akan terlihat tidak pintar, lamban, dan tertinggal. Tentu saja ini berdampak pada konsep diri anak yang kurang baik.