AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Memakai AC di rumah memang terasa nyaman, apalagi di tengah cuaca panas. Akan tetapi, pakar kesehatan mengungkapkan ada risiko terserang sengatan panas atau heat stroke akibat memakai AC.
Sengatan panas merupakan kondisi di mana tubuh tidak dapat mengontrol suhu. Jika terkena serangan heat stroke, suhu badan bisa meningkat dengan cepat hingga 41 derajat Celsius hanya dalam 10-15 menit, dan tubuh sudah tidak dapat mengeluarkan keringat.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dokter umum Sudha Desai menjelaskan, suhu ruangan dengan AC lazimnya berbeda 15-20 derajat dibandingkan udara luar. Ketika seseorang meninggalkan tempat dengan suhu lingkungan yang lebih rendah, tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk menyesuaikan diri dengan suhu di luar ruangan yang lebih tinggi.
"Meskipun berkeringat adalah mekanisme utama tubuh untuk merespons perubahan suhu, paparan AC yang terlalu lama mengeringkan kulit dan membuat berkeringat lebih sulit," kata Desai yang merupakan dokter konsultan penyakit dalam di Ruby Hall Clinic, India, dikutip dari laman Hindustan Times, Jumat (23/6/2023).
Karena mekanisme berkeringat terganggu, maka orang tua, anak-anak, pengidap diabetes, dan orang yang menggunakan obat diuretik sangat rentan terhadap perubahan suhu ini. Oleh karena itu, perubahan suhu yang tiba-tiba dari tempat tertutup ber-AC langsung ke luar ruangan dapat menyebabkan seseorang terkena sengatan panas.
Bisa juga memicu kelelahan karena panas, atau kondisi yang lebih buruk lagi yang disebut hiperpireksia panas. Jika itu terjadi, suhu tubuh bisa melonjak hingga 41 derajat Celsius dan ada kemungkinan kerusakan banyak organ dalam tubuh.
Bukan berarti tidak boleh memakai AC, namun, penting untuk menggunakannya secara moderat. Atur suhu AC pada tingkat sedang guna membantu menjaga lingkungan tetap nyaman tanpa konsumsi energi yang tidak perlu.
Cara lain yang bisa diupayakan adalah tetap terhidrasi, mengenakan pakaian yang sesuai, dan menghindari kontak yang terlalu lama dengan suhu tinggi. Dengan begitu, risiko penyakit yang berhubungan dengan panas bisa dicegah, bahkan ketika menggunakan AC.
Ahli kesehatan lain, Prasad Kuvalekar yang merupakan dokter konsultan penyakit dalam di DPU Private Super Speciality Hospital di Pune, India, membagikan sejumlah kiat untuk menghindari sengatan panas. Hindari keluar di bawah sinar matahari, terutama antara pukul 12 siang hingga tiga sore.
Minumlah air yang cukup dan sesering mungkin, meskipun tidak haus. Kenakan pakaian katun yang ringan, berwarna terang, longgar, dan berpori. Gunakan kacamata pelindung, payung atau topi, dan sepatu saat keluar di bawah sinar matahari.
Hindari aktivitas berat saat suhu di luar cukup tinggi. Saat bepergian, selalu bawa air putih sendiri. Jangan minum alkohol, teh, kopi, dan minuman ringan berkarbonasi, sebab rentan membuat tubuh dehidrasi. Kurangi juga makanan berprotein tinggi.
Apabila bekerja di luar ruangan, ada baiknya menyiapkan kain lembap untuk mengelap kepala, leher, wajah, dan anggota tubuh. Konsumsi oralit atau minum air lemon dan susu bisa membantu menghidrasi tubuh dengan cepat.
Bagi pemilik hewan peliharaan dan kerap membawa binatang bepergian, jangan pernah meninggalkan satwa di dalam kendaraan yang diparkir. Tempatkan hewan di tempat teduh dan siapkan banyak persediaan air minum dalam wadah yang terjangkau.
Bagi semua orang, Kuvalekar menyarankan segera berkonsultasi dengan dokter ketika merasa lemas atau sakit. "Jaga agar rumah tetap sejuk, gunakan gorden, daun jendela, atau kerai, dan buka jendela di malam hari. Gunakan kipas angin, pakaian lembap, dan sering-seringlah mandi dengan air dingin," ujar Kuvalekar.