AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Setiap manusia membutuhkan makan dan tidur agar bisa bertahan hidup. Meski begitu, tubuh manusia cenderung bisa bertahan lebih lama dalam kondisi kurang makan dibandingkan kurang tidur.
"Benar bahwa manusia bisa bertahan lebih lama tanpa makanan dibandingkan tanpa tidur," jelas ahli gizi klinis dari Nanavati Max Super Speciality Hospital, Ushakiran Sisodia, seperti dilansir Indian Express pada Selasa (27/6/2023).
Pernyataan Sisodia ini didasarkan pada sejumlah studi berskala nasional dan internasional. Menurut studi-studi ini, kurang tidur dapat memicu masalah kesehatan yang lebih signifikan dibandingkan kelaparan.
Alasannya, ketika seseorang kelaparan, tubuh masih memiliki beberapa cara untuk mendapatkan sumber energi. Beberapa di antaranya adalah menggunakan simpanan glukosa, memecah asam lemak, lalu memecah protein otot.
"Dengan kata lain, seseorang bisa kekurangan energi tetapi mampu bertahan selama beberapa pekan tanpa makanan, dengan asumsi dia mendapatkan hidrasi yang cukup," ungkap Sisodia.
Akan tetapi, tubuh tidak bisa bertahan bila tak mendapatkan tidur selama beberapa pekan. Kurang tidur bisa sangat mempengaruhi fungsi dasar dan juga imunitas tubuh. Semakin lama seseorang tidak tidur, semakin berat pula gangguan kognitif, fluktuasi suasana hati, hingga halusinasi yang akan terjadi.
"Dan bahkan kematian," ujar Sisodia.
Dokter umum senior dari Kamineni Hospitals, dr J Harikishan, mengungkapkan bahwa tidur bukan hanya berperan sebagai sarana untuk beristirahat. Tidur juga merupakan sebuah momen bagi tubuh untuk memperbaiki, meregenerasi, hingga memulihkan diri.
"Selama tidur, beragam proses biologis terjadi, termasuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, regulasi hormon, penguatan sistem imun, dan konsolidasi ingatan serta pembelajaran," lanjut dr Harikishan.
Beragam fungsi tersebut, kata dr Harikishan, merupakan hal yang sangat dibutuhkan tubuh agar bisa berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, tubuh manusia tidak bisa bertahan terlalu lama tanpa tidur.
Menurut Dr Harikishan, ada empat faktor yang membuat manusia tidak bisa bertahan lama tanpa tidur. Berikut ini adalah keempat faktor tersebut:
1. Konservasi energi
Tubuh bisa memanfaatkan beberapa cadangan energi seperti glikogen atau lemak bila tak mendapatkan makanan. Akan tetapi, tak ada kompensasi energi yang bisa didapatkan tubuh bila mengalami kekurangan tidur secara terus-menerus.
2. Restorasi vitalitas
Tidur memungkinkan tubuh untuk memperbaiki dan memulihkan vitalitas tubuh. Tanpa tidur yang cukup, tubuh tak bisa berfungsi secara efisien dan mempertahankan beragam proses yang harus dilakukan untuk menunjang kestabilan tubuh.
3. Gangguan kognitif
Kurang tidur dapat memicu beragam masalah kognitif, mulai dari gangguan atensi, konsentrasi, daya ingat, hingga kemampuan untuk membuat keputusan. Gangguan kognitif ini membuat orang yang kurang tidur lebih rentan terhadap kecelakaan, melakukan kesalahan, hingga mengalami penurunan produktivitas.
4. Kesejahteraan psikologis
Kecukupan tidur penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosi. Kurang tidur yang terus-menerus bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.
Agar terhindar dari beragam dampak buruk kurang tidur, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh setiap individu. Salah satu di antaranya adalah mendapatkan tidur yang cukup, sekitar 7-9 jam per malam untuk orang dewasa. Remaja dan anak-anak umumnya membutuhkan durasi tidur yang lebih lama.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas tidur. Biasakan untuk tidur dan bangun secara teratur, serta terapkan teknik relaksasi agar tidur bisa lebih berkualitas.
Jauhi pula beragam kebiasaan yang dapat mempersulit tidur di malam hari. Beberapa di antaranya adalah konsumsi kafein berlebih, jadwal tidur tak teratur, serta penggunaan gawai atau perangkat elektronik sebelum jam tidur.
Orang-orang yang mengalami kesulitan tidur di malam hari sebaiknya tak mengabaikan kondisi tersebut. Bila kesulitan tidur terjadi secara persisten, coba berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.