Tanda utama hipospadia adalah posisi lubang kencing terletak bukan di ujung penis disertai dengan beberapa tanda lain seperti kurva penis mengarah ke bawah, kelainan bentuk kulup (biasanya lebih lebar), serta kelainan bentuk penis dan juga kantung kemaluan. Pada beberapa keadaan didapatkan pula testis (biji kemaluan) yang tidak berada pada kantung kemaluan.
"Pada penderita hipospadia, ketika buang air kecil, urine tidak memancar lurus ke depan seperti semestinya," ujarnya.
Penyebab
Penyebab kelainan hipospadia sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Beberapa hal diperkirakan dapat meningkatkan risiko terjadinya hipospadia.
Faktor genetik, kelahiran prematur, dan penggunaan kontrasepsi hormonal pada ibu yang tidak tepat termasuk di antaranya. Selain itu, hipospadia bisa juga dipengaruhi adanya paparan terhadap zat tertentu seperti asap rokok atau pestisida, serta perempuan yang hamil di atas usia 35 tahun yang mengalami obesitas.
Hipospadia didiagnosis dengan cara pemeriksaan fisik, yakni pemeriksaan penis yang dilakukan oleh dokter. Pada pemeriksaan tersebut, posisi muara uretra akan dievaluasi serta beberapa kelainan pada genital yang menyertai.
Tingkat keparahan kelainan hipospadia ini tergantung pada posisi lubang kencingnya. Semakin jauh muara uretra dari ujung penis, semakin tinggi tingkat keparahan.