Naskah yang ditulis oleh Kurnia Effendi ini akan ditampilkan di atas panggung dengan arahan sutradara Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga. Menurut Heliana, Ariyah dari Jembatan Ancol merupakan pertunjukan yang berbasis legenda urban dilandasi oleh gagasan solidaritas atau persaudaraan sesama perempuan.
"Teks dan pemanggungannya hilir mudik antara masa lalu dan masa kini, namun saling berkelindan hingga membuat pertunjukan ini menjadi lebih dinamis dan intens. Kita juga akan merayakan kerja keaktoran yang memiliki latar belakang disiplin dan metode keaktoran yang berbeda," kata Heliana.
Joned menyebut bahwa pengalaman masyarakat dengan cerita hantu sangat beragam dan semakin termediasi dalam budaya populer mulai dari komik, novel, film , hingga video di media sosial. Berlimpahnya bahan tentang cerita ini sering kali menumpulkan kepekaan masyarakat terhadap hantu itu sendiri.
"Karena itu, pementasan Ariyah ini akan memunculkan kembali pengalaman bertemu dengan cerita hantu lewat medium langsung di atas panggung teater. Pementasan ini juga memberi kita waktu untuk memikirkan ulang siapa dan sebenarnya hantu yang ada dalam kehidupan modern sekarang ini," kata Joned.