AMEERALIFE.COM, JAKARTA---Dehidrasi dan radang tenggorokan merupakan masalah kesehatan yang dapat dialami siapa saja, terutama ketika cuaca sedang tidak menentu. Kedua penyakit yang kerap dianggap sama ini ternyata berbeda penyebabnya.
“Dehidrasi itu kondisi tubuh kita kekurangan cairan. Dengan kata lain, cairan tubuh kita yang keluar lebih banyak daripada asupan cairan yang masuk," ujar Medical Officer PT Kalbe Farma Tbk, dr. Christian I. Elim dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (17/7/2023).
Ia menjelaskan seperti orang beraktivitas di cuaca panas, keringat keluar terus, melalui urine juga. Jadi lupa minum air.
Sedangkan radang tenggorokan, merupakan keadaan tenggorokan yang terinfeksi oleh virus atau bakteri. Gejala keduanya pun berbeda. Gejala dehidrasi ialah badan lemas, muncul rasa haus, dan bibir kering. Gejala radang tenggorokan adalah nyeri saat menelan, terasa agak gatal atau kering di tenggorokan.
Sayangnya, dehidrasi sering kali tidak disadari. "Namun, dehidrasi berat berisiko infeksi saluran kemih hingga gagal ginjal, apabila dehidrasi tidak segera ditangani," ujarnya.
Apabila sudah terkena dehidrasi, jauhkan mengonsumsi minuman dan makanan yang banyak mengandung garam dapat mengikat air, karena banyak mengeluarkan air.
Jika mengalami radang tenggorokan, diimbau tidak mengonsumsi makanan pedas yang membuat asam lambung meningkat dan memperparah kondisi. Selain itu, baik dehidrasi maupun radang tenggorokan, sistem imun tubuh harus ditingkatkan. Kemudian, istirahat dan tidur yang cukup, makan makanan dan minuman yang bergizi, serta membawa tumbler untuk persediaan air minum.
“Kalau radang tenggorokan bisa sembuh sendiri sekitar tujuh hari, tetapi jika tidak sembuh maka sebaiknya segera dikonsultasikan dengan dokter. Kalau dehidrasi, bisa dengan mengonsumsi air yang cukup supaya tenggorokan lebih lega,” jelas dr. Chris.
Di sisi lain, lanjut dr. Chris, untuk pencegahan dehidrasi dan radang tenggorokan diimbau untuk mengonsumsi air mineral minimal 2 liter setiap harinya. Perlu juga menghindari faktor pencetus, seperti istirahat yang cukup, rajin berolahraga, makan makanan yang bernutrisi, tidak berbagi makanan dengan orang yang sedang tertular.