AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Kematian sekitar 31 ekor kucing secara mendadak dan hampir bersamaan di Sunter, Jakarta Utara, masih menjadi misteri. Hingga kini, pemerintah daerah setempat masih melakukan investigasi untuk mengetahui penyebabnya.
Guru Besar Bidang Kesehatan Hewan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Lili Zalizar, mengatakan kejadian ini termasuk kasus langka dan tidak pernah terjadi sebelumnya di Indonesia. Menurut dia, ada dua faktor yang bisa menyebabkan puluhan kucing mati dalam waktu hampir bersamaan.
Pertama, faktor infeksius terdiri atas infeksi virus, bakteri, serta parasit dan jamur. Kedua, faktor non infeksius yang terdiri atas keracunan, kesalahan manajemen, hingga faktor iklim atau lingkungan.
“Dari yang saya amati ada kemungkinan itu akibat infeksi Toxocara canis. Tapi biasanya infeksi cacing tidak menyebabkan kematian mendadak dalam jumlah besar,” kata Prof Lili saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (18/7/2023).
Prof Lili mengatakan, kasus ini perlu penyelidikan secara detail dan menyeluruh. Menurut dia, untuk menentukan penyebab kematian mendadak pada puluhan kucing di daerah Sunter perlu dilakukan anamnesa atau wawancara medis dengan pemilik kucing, lalu mencatat gejala klinis sebelum kucing mati.
“Perlu juga menganalisa perubahan pasca mati atau pemeriksaan patologi anatomi, serta pemeriksaan laboratorium. Jadi untuk menentukan apa penyebab dari kematian kucing perlu tahap-tahap tersebut,” kata Prof Lili.