AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Sineas Christopher Nolan punya pandangan khusus mengenai kecerdasan buatan (AI) yang perkembangannya kian pesat. Menurut Nolan, mengendalikan AI jauh lebih sulit daripada mengendalikan senjata nuklir yang mematikan.
Pria 52 tahun tersebut menyoroti bahwa sekarang ini mungkin sangat sulit untuk membangun senjata nuklir tanpa berkonflik. Namun, hal yang sama tidak berlaku untuk teknologi AI yang terus diperbarui, padahal belum ada aturan menyeluruh.
Jika tak ada regulasi, sutradara film Oppenheimer itu mewanti-wanti AI bisa jadi tidak terkendali, termasuk soal penerapannya di berbagai bidang. Secara personal, Nolan menentang prospek penggunaan AI untuk penggarapan film.
"Pengawasan internasional terhadap senjata nuklir dimungkinkan karena senjata nuklir sangat sulit untuk dibuat, sehingga relatif mudah dikenali ketika suatu negara melakukan itu (mulai merancangnya). Saya tidak percaya semua itu berlaku untuk AI," ujar Nolan, dikutip dari laman AceShowbiz, Senin (24/7/2023).
Sang sutradara mengulas tentang film terbarunya, Oppenheimer, yang mengisahkan tentang Bapak Bom Atom, J Robert Oppenheimer. Menurut Nolan, dahulu Oppenheimer menghabiskan dana dua miliar dolar AS dan menggunakan ribuan orang di seluruh Amerika untuk membuat bom pertama tersebut.
Supaya sejarah agresi dengan bom atom tidak terulang, Oppenheimer lantas menyerukan adanya kontrol internasional atas senjata nuklir. Hal itu kini sudah menjadi kenyataan, dengan adanya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meski Nolan menyebut kekuatan PBB cukup jauh berkurang.