Selasa 24 Jun 2025 11:46 WIB

Studi: ChatGPT Lemahkan Kemampuan Berpikir Kritis, Terutama pada Anak Muda

Pengguna ChatGPT menjadi semakin malas, sering kali hanya copy paste.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
ChatGPT (ilustrasi). Penggunaan ChatGPT dilaporkan dapat mengurangi keterlibatan otak dan melemahkan kemampuan berpikir kritis, terutama pada generasi muda.
Foto: www.freepik.com
ChatGPT (ilustrasi). Penggunaan ChatGPT dilaporkan dapat mengurangi keterlibatan otak dan melemahkan kemampuan berpikir kritis, terutama pada generasi muda.

AMEERALIFE.COM,  JAKARTA -- Penggunaan ChatGPT dilaporkan dapat mengurangi keterlibatan otak dan melemahkan kemampuan berpikir kritis, terutama pada generasi muda. Hal ini merujuk pada studi terbaru yang dilakukan para peneliti dari MIT Media Lab.

Studi ini melibatkan 54 peserta berusia 18 hingga 39 tahun dari wilayah Boston, yang dibagi menjadi tiga kelompok untuk menulis esai berdasarkan pertanyaan SAT. Kelompok pertama menggunakan ChatGPT, lalu kedua menggunakan mesin pencari Google, dan kelompok terakhir menulis tanpa bantuan teknologi sama sekali.

Baca Juga

Para peneliti merekam aktivitas otak peserta menggunakan EEG (elektroensefalogram) di 32 area otak. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang menggunakan ChatGPT menunjukkan keterlibatan otak paling rendah, serta performa linguistik dan perilaku yang juga lebih buruk dibandingkan kelompok lain.

Seiring waktu, pengguna ChatGPT menjadi semakin "malas", bahkan sering kali hanya menyalin dan menempel jawaban dari chatbot tersebut. Para peserta yang menggunakan ChatGPT juga menghasilkan esai-esai yang sangat mirip satu sama lain dan tulisannya dinilai "tak bernyawa" oleh dua guru Bahasa Inggris.

Sebaliknya, kelompok yang menulis tanpa bantuan teknologi menunjukkan konektivitas otak tertinggi, khususnya pada gelombang alfa, theta, dan delta, yang berkaitan dengan kreativitas, beban memori, dan pemrosesan semantik. Mereka juga lebih terlibat, merasa puas, dan mengklaim kepemilikan atas karya mereka.

Kelompok ketiga, yang menggunakan Google Search, juga menunjukkan aktivitas otak tinggi dan tingkat kepuasan yang sebanding dengan kelompok yang tidak menggunakan alat bantu sama sekali. Hal ini menjadi catatan penting karena kini banyak orang lebih memilih mencari informasi melalui chatbot Al dibandingkan mesin pencari tradisional.

Setelah menulis tiga esai, para peserta kemudian diminta untuk menulis ulang salah satu esai yang telah mereka buat. Kali ini, kelompok pertama harus melakukannya tanpa ChatGPT, sementara kelompok tanpa alat bantu diperbolehkan menggunakan ChatGPT. Hasilnya, kelompok pengguna ChatGPT mengalami kesulitan mengingat esai mereka sendiri dan menunjukkan aktivitas gelombang otak yang lebih lemah, menandakan proses memori yang dangkal.

Sementara itu, kelompok yang baru mulai menggunakan ChatGPT menunjukkan peningkatan konektivitas otak secara signifikan, memberikan harapan bahwa Al bisa mendukung proses belajar jika digunakan secara tepat. Penulis utama studi, Nataliya Kosmyna, memutuskan untuk mempublikasikan hasil penelitian ini sebelum proses peer-review selesai karena khawatir dampaknya sudah terasa di dunia pendidikan.

"Yang membuat saya terdorong untuk merilisnya sekarang adalah karena saya takut dalam 6-8 bulan ke depan akan ada pembuat kebijakan yang berkata, 'Mari gunakan GPT di taman kanak-kanak'. Itu akan sangat merugikan perkembangan otak," kata dia seperti dikutip dari laman Time, Selasa (24/6/2025).

Psikiater anak dan remaja, dr Zishan Khan, mengatakan ketergantungan berlebihan terhadap Al dapat melemahkan koneksi saraf penting yang berperan dalam daya ingat, ketahanan mental, dan pengambilan keputusan. Kosmyna dan timnya kini tengah melakukan studi lanjutan untuk menguji aktivitas otak dalam konteks rekayasa perangkat lunak (coding), dengan atau tanpa Al.

Hasil awal menunjukkan dampak negatif yang bahkan lebih besar. Hal ini bisa berdampak signifikan bagi perusahaan yang berencana menggantikan tenaga pemrogram pemula dengan Al.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement