Selasa 25 Jul 2023 21:52 WIB

Demam Barbie Melanda Amerika Latin, Jadi Tema Kue Hingga Unjuk Rasa

Barbie Dictator ada dibuat untuk memprotes Presiden Peru Dina Boluarte.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Salah satu adegan di film Barbie (2023). Demam Barbie melanda negara-negara Amerika Latin.
Foto:

Quiroa, dari negara bagian Tamaulipas di perbatasan utara Meksiko, mengatakan kreasinya hampir seperti anti-Barbie. Barbie adalah segalanya yang diinginkan seseorang, tapi kreasi itu adalah Barbie yang tidak diinginkan.

"Dia adalah apa yang tidak diinginkan siapa pun. Tidak ada yang ingin menjadi pencari, tidak ada yang ingin mencari anggota keluarga," kata dia.

Quiroa mencari saudara laki-lakinya Roberto sejak dia diculik oleh orang-orang kartel narkoba bersenjata pada Maret 2014. Meskipun melakukan pencarian sendiri dan mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki, keluarga tersebut masih tidak mengetahui keberadaan Roberto.

"Saya menganggap ini sebagai boneka yang lebih ditujukan untuk wanita, untuk kita, bukan untuk dimainkan oleh anak perempuan," kata Quiroa.

Vanessa Munguía, yang secara luas dianggap sebagai kolektor Barbie terkemuka di Amerika Latin, mengatakan Barbie sangat populer di sana. Sebab, hingga beberapa dekade yang lalu, sebagian besar mainan anak perempuan di sana menggambarkan peran keibuan, ibu rumah tangga.

"Barbie adalah satu-satunya mainan yang saya temukan, yang memberi tahu saya bahwa ada sejuta kemungkinan lain. Saya bisa jadi astronaut, saya bisa jadi guru," kata Munguía, yang kini menjadi seorang pengacara.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement