AMEERALIFE.COM, JAKARTA---Perubahan hormon saat ibu sedang mengalami kehamilan adalah hal yang umum terjadi, perubahan hormon ini berdampak pada sang ibu yang mengalami gangguan seperti pusing, mual, mudah lelah, bahkan gangguan pada lambung. Gangguan pada lambung seperti Gerd umumnya terjadi pada trimester pertama namun ada pula yang bergejala sampai akhir kehamilan.
"Gastroesophageal Reflux Disease (Gerd) ini bisa terjadi karena asam lambung naik ke arah kerongkongan. Peningkatan kadar hormon selama kehamilan akan membuat pergerakan otot saluran cerna melambat sehingga makanan dan asam lambung lebih lama dicerna," ujar Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Eka Hospital Bekasi, dr Finna Hardjono, SpOG dalam siaran pers, Rabu (26/7/2023).
Hal ini, menurutnya, meningkatkan kemungkinan refluks asam. Selain itu rahim yang semakin membesar akan memenuhi rongga perut dan mendesak organ perut lainnya sehingga tekanan yang timbul dapat memperburuk gejala Gerd.
Masalah kesehatan ini nantinya akan mereda setelah bayi lahir, namun apabila sebelum hamil sudah bergejala, disarankan melakukan pemeriksaan sejak dini. Gerd mungkin membuat ibu tidak nyaman, tapi jangan khawatir karena penyakit ini tidak akan mempengaruhi tumbuh kembang janin.
Namun apabila sudah bergejala dan tidak segera ditangani ditakutkan mengalami masalah serius seperti peradangan jaringan di kerongkongan (esofagitis), asam lambung yang naik ke kerongkongan terus menerus dapat melukai jaringan, ini mengakibatkan peradangan, pendarahan dan terkadang luka terbuka. "Dampaknya akan menyebabkan rasa sakit serta sulit untuk menelan," ujarnya.
Selain itu, bisa juga terjadi penyempitan kerongkongan (striktur esofagus), perlukaan esofagus bagian bawah akibat asam lambung dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut. "Ini dapat mempersempit jalur lewatnya makanan yang berdampak pada kesulitan untuk menelan."
Bukan hanya itu, akan terjadi perubahan pra-kanker pada kerongkongan (Barrett esophagus).
Kerusakan kerongkongan akibat asam dapat menyebabkan perubahan sel-sel yang melapisi esofagus bawah. "Perubahan sel ini dapat menjadi tidak normal dan berisiko terjadinya sel pra kanker yang kemudian menjadi kanker esofagus," tambahnya.