AMEERALIFE.COM, JAKARTA---Penyanyi Sinead O'Connor resmi memeluk agama Islam pada 2018 dan mengubah namanya menjadi Shuhada Sadaqat. Meski O'Connor membanggakan identitasnya sebagai Muslimah, berita kematian mengenai O'Connor kerap tak mencantumkan identitas yang dia banggakan tersebut.
"Saya bangga menjadi seorang Muslim," jelas O'Connor melalui sebuah cicitannya di Twitter pada 19 Oktober 2018, seperti dilansir AlJazeera.
Minimnya berita kematian yang menunjukkan identitas O'Connor sebagai seorang Muslimah menimbulkan pertanyaan seputar proses pemakaman yang akan diberikan kepada O'Connor. Sebagai seorang Muslimah, O'Connor tentu berhak untuk dimakamkan secara Islam.
Tokoh Muslim di Irlandia, Dr Ali Selim, dari Islamic Cultural Centre (ICI) juga menawarkan bantuan kepada pihak keluarga O'Connor untuk memakamkan sang penyanyi secara Islam. Namun hingga saat ini, perwakilan keluarga O'Connor belum menghubungi pihak masjid untuk membantu memfasilitasi pemakaman secara Islam untuk sang penyanyi.
"Bila pemakaman akan dilakukan secara Islam, jenazah (O'Connor) akan dikirimkan ke ICI. Semua proses (pengurusan jenazah) yang dilakukan di ICI akan dilakukan secara gratis tanpa pungutan biaya," jelas Dr Selim, seperti dilansir Mirror pada Jumat (28/7).
Di sisi lain, kabar kematian O'Connor yang disiarkan berbagai media sangat jarang memunculkan identitas O'Connor sebagai Muslimah. Tak jarang, foto O'Connor yang dimuat dalam berita kematian merupakan foto lama saat O'Connor belum menggunakan hijab.
"Saya tak habis pikir mengapa media Inggris tak menggunakan foto Sinead O'Connor yang berhijab meski dia menunjukkan identitasnya secara terbuka sebagai Muslim," ujar seorang warganet, Unzela Khan Sheikh, melalui Twitter.
Penulis asal Amerika Serikat, Khaled Beydoun, menilai fenomena ini merupakan upaya media-media besar di Barat untuk "menghapus" identitas O'Connor sebagai Muslim. Oleh karena itu, Beydoun mengunggah kabar kematian O'Connor buatannya sendiri yang menampilkan foto sang penyanyi dalam balutan hijab. "Banyak media besar mengabaikan atau menghapus identitas Muslim dari Sinead atau Shahuda," tulis Beydoun.
Kisah mualaf O'Connor telah lama menjadi inspirasi bagi banyak penggemarnya di berbagai belahan dunia. Bahkan, kelompok minoritas Muslim di dunia juga melihat O'Connor sebagai sosok yang inspiratif.
Selama berkarier, O'Connor juga aktif membela hak warga Palestina yang dijajah oleh Israel. Salah satu bentuk dukungan O'Connor terhadap Palestina tercermin saat wanita asal Irlandia tersebut menolak untuk tampil di Israel pada 2014. "Orang yang waras, termasuk saya sendiri, pasti akan memiliki simpati untuk situasi buruk yang dihadapi warga Palestina," ujar O'Connor kepada Hot press.
O'Connor ditemukan dalam kondisi tidak responsif di kediamannya di London, pada Rabu (26/7/2023). Tak ada banyak informasi yang diungkapkan mengenai penyebab kematian O'Connor. Akan tetapi, pihak kepolisian menyatakan bahwa kematian sang penyanyi bukan disebabkan oleh hal yang mencurigakan.
Semasa hidupnya, O'Connor diketahui harus berjuang melawan beragam masalah kesehatan mental seperti gangguan bipolar, gangguan stres pascatrauma, depresi, hingga pemikiran bunuh diri. Sejauh ini, belum ada informasi lebih lanjut dari pihak keluarga mengenai rencana pemakaman O'Connor.