AMEERALIFE.COM, JAKARTA---Akun milik Dom Lucre, yang dikenal sebagai ahli teori konspirasi sayap kanan, bikin heboh karena ditangguhkan oleh X atau yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Ketika ramai diperbicangkan, tak jelas mengapa akun tersebut ditangguhkan.
Namun, akhirnya pemilik X, Elon Musk, seperti dilansir dari Mashable SE Asia, Jumat (28/7/2023), merespons bahwa akun tersebut ditangguhkan karena mengunggah gambar eksploitasi anak yang terkait dengan hukuman pidana seorang pria Australia di Filipina.
Musk menyertakan tautan ke artikel CNN tentang Peter Scully, seorang pria yang dijatuhi hukuman 129 tahun penjara tahun lalu karena “pelecehan seksual terhadap anak-anak yang baru berusia 18 bulan.”
Pemilik X tersebut juga menjelaskan bahwa tim eksploitasi seksual anak (CSE) Twitter menandai foto tersebut yang menyebabkan penangguhan. Dia juga mengatakan bahwa X akan menghapus unggahan tersebut dan memulihkan akun tersebut. Sebagian besar platform media sosial tak berkompromi terhadap tindakan eksploitasi seksual anak.
X sendiri juga melakukannya, berdasarkan kebijakan yang masih tercantum di situs web dengan merek Twitter. “Kami memiliki kebijakan eksploitasi seksual anak tanpa toleransi di Twitter,” baca halaman kebijakan, sebelum mengulanginya lagi. Twitter menegaskan tidak menoleransi materi apa pun yang menonjolkan atau mempromosikan eksploitasi seksual anak. Bahkan, ini termasuk salah satu pelanggaran paling serius terhadap Peraturan Twitter.
Ini dapat mencakup media, teks, ilustrasi, atau gambar yang dihasilkan komputer. Terlepas dari niatnya, melihat, berbagi, atau menautkan ke materi eksploitasi seksual anak turut berdampak terhadap anak-anak yang menjadi korban.''
Di sisi lain, meski media yang diunggah oleh influencer telah dihapus, banyak interaksi teks dengan postingan yang dihapus dari pengikutnya masih ada di platform. Beberapa postingan tersebut menyebutkan seorang anak yang digambarkan dalam foto berusia satu setengah tahun. Tak ayal, hal itu bertentangan dengan kebijakan yang dinyatakan X dan ilegal menurut hukum federal di AS.
Sejak pengambilalihan Musk, perusahaan yang sekarang dikenal sebagai X dan pemiliknya sendiri telah menyatakan prioritasnya untuk menghapus materi eksploitasi anak di platformnya. Namun, banyak laporan selama setahun terakhir telah mengungkap fakta bahwa mereka gagal melakukan hal itu.