AMEERALIFE.COM, JAKARTA – Masyarakat disabilitas hingga saat ini masih merasakan diskriminasi. Salah satu yang paling terasa adalah diskriminasi lowongan pekerjaan (loker). Sangat sedikit sekali loker yang tersedia untuk mereka.
Kalaupun ada persyaratannya tidak dapat dipenuhi karena akses pendidikan yang sulit didapat. Founder Kafe Sunyi Coffee Mario melihat stigma masyarakat terhadap penyandang disalibitas masih melekat.
“Diskriminasi masih banyak, kesempatan pendidikan kurang apalagi kesempatan kerja. Saya melihat stigmanya masih banyak. Masyarakat masih menilai mereka buruk. Terlebih mereka yang melihat mereka dari fisik,” kata Mario kepada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.
Berangkat dari hasratnya dalam bidang kemanusiaan, Mario membuat konsep untuk mengedukasi masyarakat tentang kelompok disabilitas. Menurut dia, cara edukasi paling enak melalui kopi. Sebab, kopi termasuk minuman yang banyak digemari orang Indonesia.
Ide tersebut sudah ada tahun 2016 lalu. Namun, karena saat itu belum mempunyai modal untuk membangun bisnis, Mario bersama teman-temannya bekerja di tempat masing-masing selama tiga tahun.
“Kami kerja dulu untuk menabung. Tidak perlu modal besar karena dulu coffee shop-nya sangat kecil. Akhirnya tahun 2019 dibuka,” ujarnya.
Saat dibuka, Sunyi menjadi kedai kopi yang ramah disabilitas. Semua staf yang bekerja di sana merupakan disabilitas. Lewat interaksi dengan barista, kasir, dan pelayan yang disabilitas pengunjung diharap terbuka matanya bahwa kelompok disabilitas juga bisa berkarya dan mandiri. Saat ini di Ibu Kota Sunyi Coffee terletak di kawasan Barito Jaksel, Alam Sutera Tangerang dan Bekasi.