Menurut dr Novitria, pada saat anak tidak tahu, anak menjadi pasif. Anak menjadi objek penderita yang hanya bisa membuka mulut untuk makan (mangap).
"Akhirnya, satu titik dia ingin menunjukkan di mana saat itu dia enggak mau makan. Akhirnya gerakan tutup mulut (GTM)," ungkapnya.
Oleh karena itu, anak perlu diajak partisipasi pada saat makan. Anak harus tahu apa yang dia makan, apa yang diberikan saat makan.
"Ini lho rasanya, kita lagi belajar makanan Manado. Kita lagi belajar makanan Yogya, kan dia tahu rasanya. Kita punya banyak banget makanan enak," ujarnya.
Dokter Novitria menyebut makan yang baik itu duduk berhadap-hadapan, tidak boleh disuapi dari belakang. Anak tidak sambil menonton TV atau bermain gawai, tidak sambil main.
"Tidak sambil dipangku, digendong, apalagi keliling kampung," kata dr Novitria.