Selain itu, pasar gelap sperma memungkinkan pendonor menyumbangkan sampel sperma mereka tanpa batas. Hal ini membuka peluang lahirnya anak-anak dari ayah yang sama tanpa mengetahui bahwa mereka merupakan saudara.
Seorang pria pendonor dari Sperm Donation USA, misalnya, diketahui telah menjadi ayah bagi 87 anak pada 2017. Saat ini, pendonor tersebut diprediksi telah memiliki lebih dari 200 keturunan melalui aktivitas pemberian donor sperma kepada para wanita pengguna jasa Sperm Donation USA.
Anak-anak tersebut bisa tumbuh dewasa tanpa mengetahui fakta bahwa mereka memiliki banyak saudara satu ayah. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya perkawinan sedarah di antara anak-anak tersebut.
Bila hal ini terjadi, saudara satu ayah yang melakukan perkawinan bisa sangat berisiko mendapatkan keturunan dengan beragam kelainan. Sebagai contoh, keturunan mereka bisa memiliki gangguan kognitif, kecacatan pada jantung, masalah pendengaran, hingga penyakit-penyakit yang diturunkan secara genetik.
"Anda harus memiliki keragaman genetik. Bila Anda memiliki keturunan dengan seseorang yang merupakan saudara dekat, dan Anda serta dia (pasangan) merupakan karier dari penyakit tertentu, ada peluang besar anak Anda akan mengidap penyakit tersebut," ujar Dr Beckley.
Menurut Dr Beckley, aturan dan prosedur yang panjang diterapkan dalam proses donor sperma demi kebaikan semua pihak yang terlibat. Dalam sebuah aturan yang direkomendasikan oleh American Society for Reproductive Medicine (ASRM) misalnya, dalam populasi berisi 800 ribu orang, satu pendonor tak boleh menyebabkan kelahiran lebih dari 25 bayi.