3. Dermatitis kontak, reaksi kulit alergi, atau iritan
"Bahan kimia yang ada dalam polusi, seperti logam berat dan senyawa organik volatil, dapat menyebabkan sensitisasi kulit dan reaksi alergi saat bersentuhan dengan kulit," kata konsultan Medis Klinik Dermalogia tersebut.
4. Picu produksi melanin berlebihan
Hal ini menghasilkan gangguan pigmen seperti melasma dan hiperpigmentasi pasca peradangan. Bintik-bintik gelap dan warna kulit yang tidak merata dapat muncul akibat peradangan yang dipicu oleh polusi.
5. Penuaan kulit
Paparan jangka panjang terhadap polusi dapat mempercepat penuaan kulit, mengakibatkan timbulnya garis halus, keriput, dan kehilangan elastisitas kulit. Hal ini terutama disebabkan oleh produksi radikal bebas dan kerusakan serat kolagen dan elastin.
6. Kulit jadi lebih sensitif
Polusi dapat membahayakan fungsi pelindung barrier kulit, menjadikannya lebih rentan terhadap iritan lingkungan. Ini dapat menyebabkan sensitivitas kulit yang meningkat, kemerahan, dan ketidaknyamanan.
7. Risiko kanker kulit
Paparan yang berkepanjangan pada polutan dan radiasi UV dapat meningkatkan risiko kanker kulit, termasuk melanoma dan kanker kulit nonmelanoma. Polutan dapat merusak DNA dan mengganggu mekanisme perbaikan seluler, berkontribusi pada perkembangan lesi kulit ganas.