6. Logam Berat
Logam berat seperti merkuri dan arsenik dapat merusak sel-sel kulit dan mengganggu fungsi normal. Merkuri, misalnya, dapat mengganggu sintesis kolagen dan elastin, menyebabkan penurunan elastisitas kulit.
7. Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH)
PAH dapat berinteraksi dengan kulit dan menyebabkan peradangan serta stres oksidatif. Beberapa PAH juga memiliki sifat karsinogenik dan dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
8. Gas Rumah Kaca
Meskipun CO2 bukanlah polutan langsung, perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi CO2 dapat berdampak pada kesehatan kulit. Peningkatan suhu dan radiasi UV yang lebih intens dapat menyebabkan kulit lebih rentan terhadap kerusakan sinar matahari dan perkembangan kondisi seperti hiperpigmentasi.
Secara keseluruhan, lanjut dr Arini, paparan polutan dari lingkungan dapat merusak fungsi pelindung alami kulit. Ini bisa menyebabkan peradangan, stres oksidatif, dan merusak kolagen serta elastin, yang penting untuk kulit yang sehat.
Dokter Arini menjelaskan terjadinya kerusakan ini dapat mengakibatkan penuaan dini, iritasi, kulit kering, jerawat yang lebih parah, eksaserbasi kondisi kulit yang sudah ada, dan bahkan meningkatkan risiko penyakit kulit serius. Karena itu, penting bagi individu untuk melindungi kulit dari paparan polutan dengan menggunakan perlindungan kulit yang tepat, menjaga kebersihan kulit, dan mengadopsi gaya hidup sehat.