Selasa 15 Aug 2023 10:22 WIB

Benarkah Polusi Udara Akibat Batu Bara Bisa Sampai Bikin Kulit Jadi Gatal dan Koreng?

Greenpeace ungkap warga Marunda kena penyakit kulit akibat paparan debu batu bara.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Kondisi kulit salah seorang warga Marunda, Jakarta Utara. Polusi udara dari debu batubara disinyalir menjadi penyebab penyakit kulit pada warga Marunda.
Foto:

6. Logam Berat

Logam berat seperti merkuri dan arsenik dapat merusak sel-sel kulit dan mengganggu fungsi normal. Merkuri, misalnya, dapat mengganggu sintesis kolagen dan elastin, menyebabkan penurunan elastisitas kulit.

7. Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH)

PAH dapat berinteraksi dengan kulit dan menyebabkan peradangan serta stres oksidatif. Beberapa PAH juga memiliki sifat karsinogenik dan dapat meningkatkan risiko kanker kulit.

8. Gas Rumah Kaca

Meskipun CO2 bukanlah polutan langsung, perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi CO2 dapat berdampak pada kesehatan kulit. Peningkatan suhu dan radiasi UV yang lebih intens dapat menyebabkan kulit lebih rentan terhadap kerusakan sinar matahari dan perkembangan kondisi seperti hiperpigmentasi.

Secara keseluruhan, lanjut dr Arini, paparan polutan dari lingkungan dapat merusak fungsi pelindung alami kulit. Ini bisa menyebabkan peradangan, stres oksidatif, dan merusak kolagen serta elastin, yang penting untuk kulit yang sehat.

Dokter Arini menjelaskan terjadinya kerusakan ini dapat mengakibatkan penuaan dini, iritasi, kulit kering, jerawat yang lebih parah, eksaserbasi kondisi kulit yang sudah ada, dan bahkan meningkatkan risiko penyakit kulit serius. Karena itu, penting bagi individu untuk melindungi kulit dari paparan polutan dengan menggunakan perlindungan kulit yang tepat, menjaga kebersihan kulit, dan mengadopsi gaya hidup sehat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement