AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Pasangan sosialita Paris Hilton dan suaminya, Carter Reum, sempat dihujani kritik karena diberitakan pergi berlibur ke Pulau Maui saat musibah kebakaran hutan terjadi. Keduanya ternyata menyambangi pulau tersebut untuk menolong keluarga Hilton yang terdampak oleh kebakaran hutan.
Menurut seorang sumber dekat, Pulau Maui di Hawaii merupakan rumah kedua bagi Hilton. Sejak kecil, Hilton kerap pergi berlibur ke pulau tersebut. Wanita berusia 42 tahun tersebut juga memiliki banyak teman dan keluarga di Pulau Maui.
"(Pulau Maui) adalah rumah kedua baginya," kata sang sumber, seperti dilansir FoxNews pada Rabu (16/8/2023).
Sumber tersebut mengungkapkan bahwa Hilton dan Reum memang awalnya berencana untuk melakukan liburan bersama anak mereka ke Pulau Maui. Akan tetapi, mereka memutuskan untuk memperpendek perjalanan mereka agar bisa mengunjungi keluarga yang terdampak oleh kebakaran hutan.
Salah satu keluarga Hilton yang terdampak oleh kebakaran hutan adalah pamannya. Restoran milik paman Hilton yang terletak di Lahaina luluh lantak dilahap oleh kebakaran hutan. Lahaina hanya berjarak hampir 30 mil atau sekitar 48,3 km dari tempat Hilton dan keluarga menginap.
Selama di Pulau Maui, Hilton dan suaminya tidak hanya memberikan bantuan kepada keluarga mereka yang terdampak bencana. Mereka juga menyalurkan bantuan untuk korban-korban lain yang terdampak oleh kebakaran hutan.
"Ketika mereka tiba, mereka mengumpulkan pasokan (bantuan), memberikan donasi ke pengungsian-pengungsian lokal dan orang-orang yang membutuhkan, serta memberikan kontribusi yang signifikan," jelas sumber tersebut.
Belum ada informasi yang jelas mengenai waktu ketibaan Hilton dan suaminya di Pulau Maui. Belum diketahui pula berapa lama keduanya akan menetap di Pulau Maui untuk membantu masyarakat lokal yang terdampak oleh kebakaran hutan yang hebat tersebut.
Sebelumnya, Hilton dan Reum dikabarkan berlibur ke Pulau Maui di saat beberapa wilayah pulau tersebut sedang mengalami kebakaran hebat. Banyak warganet yang mengecam keduanya karena mereka bersenang-senang di saat banyak warga lokal kehilangan nyawa dan tak diketahui keberadaannya.