AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Apakah Anda saat ini membutuhkan olahraga yang dapat mengubah lemak tubuh menjadi otot? Jika ya, Anda bisa melakukan olahraga angkat beban dan crossfit.
Dua jenis olahraga tersebut bertujuan untuk menguatkan dan menyehatkan raga. Meskipun terlihat sama, kedua jenis olahraga tersebut memiliki teknik dan karakteristik yang berbeda. '
“Angkat beban berfokus pada pembentukan massa otot pada area tubuh tertentu, sedangkan crossfit adalah jenis olahraga yang berfokus pada gerakan fungsional intensitas tinggi yang mencakup gerakan aerobik (melatih jantung dan pembuluh darah), sekaligus gerakan anaerobik (membangun kekuatan otot),” ujar Medical General Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (23/8/2023).
Dia menjelaskan, angkat beban terfokus pada satu atau beberapa bagian otot tubuh saja, yang dilakukan terus menerus hingga massa otot bertambah pada area itu dan bentuk tubuh yang ditargetkan tercapai. Sedangkan crossfit lebih berfokus melatih semua gerakan pada satu sesi latihan, dengan tujuan untuk memperkuat endurance, fleksibilitas, pembentukan tubuh, dan juga penurunan berat badan.
Menurut American Pediatric Academy, olahraga beban bisa dilakukan sejak usia 7-8 tahun dengan pengawasan orang dewasa dan lebih direkomendasikan dengan berat yang menggunakan berat badan sendiri. “Hindari penggunaan mesin di gym karena setting-nya biasanya tidak cocok untuk anak sehingga rawan cedera," ujarnya.
Lansia juga dianjurkan untuk melakukan olahraga angkat beban karena bermanfaat untuk meningkatkan kepadatan tulang dan kekuatan sendi sehingga menurunkan risiko osteoporosis dan osteoarthritis. Bagi lansia, lakukan 30 menit olahraga aerobik lima kali seminggu dan dua kali olahraga angkat beban yang melatih semua otot secara terjadwal.
Dr Dedy menjelaskan, asupan nutrisi juga penting diperhatikan oleh pegiat olahraga. Asupan nutrisi yang baik adalah yang memenuhi keragaman gizi dan cukup asupan kalori yang disesuaikan dengan kebutuhan berat badan ideal. Selain itu kurangi asupan gula, garam, lemak jenuh dan pangan olahan, serta menghindari konsumsi makanan dengan kandungan lemak trans.
Berbicara suplemen nutrisi, saat ini dikenal istilah suplemen nutrisi preworkout. Jenis suplemen ini bertujuan untuk meningkatkan performa seseorang saat melakukan aktivitas olahraga. Beberapa jenis suplemen preworkout yang dikenal adalah maltodekstrin, creatine, kafein, dan betalanine.
Selain memperhatikan asupan nutrisi, dr Dedy menyarankan olahraga sebaiknya dilakukan secara teratur dengan kombinasi olahraga aerobik, angkat beban, dan HIIT (High Intensity Interval Training). Tidur atau istirahat yang cukup pun diperlukan. Juga menjaga diri tetap terhidrasi dan menghindari faktor pemicu stres.