AMEERALIFE.COM, AMSTERDAM -- Bagi orang Indonesia yang hidup dengan makanan penuh rempah, tinggal di negara orang menjadi tantangan tersendiri. Sebagian besar orang Indonesia kesulitan beradaptasi dengan cara makan di luar negeri, terutama di Eropa.
Ini yang dirasakan oleh Permadi ketika pertama kali datang ke Belanda pada 2008. Ia merasa sulit beradaptasi dengan makanan-makanan Belanda yang cenderung hambar. Kalau pun ada masakan Indonesia, ia menilai rasanya tidak seperti yang diharapkan.
"Dulu saya tinggal di pinggiran Amsterdam, untuk menemukan makanan Indonesia itu sulit sekali, Kalau pun ada rasanya kurang," kata Reza, panggilan akrab Permadi, saat ditemui Republika, Ahad (3/9/2023) lalu.
Dengan kemampuannya memasak, Reza akhirnya mencoba menciptakan 'rasa' Indonesia di Belanda. Dari mulai untuk konsumsi sendiri, ia pun mencoba menjualnya kepada orang-orang di sekitarnya.
Dengan latar belakang sejarah Indonesia yang cukup panjang, tidak sulit bagi masyarakat Belanda menerima masakan yang berasal dari Indonesia. Ia pun tidak terlalu kesulitan mencari rempah-rempah yang dibutuhkan untuk memasak masakan Indonesia. Diakuinya, memang ada beberapa bahan yang sulit dicari, seperti santan. Namun seiring waktu, bahan-bahan tersebut semakin tersedia.
"Bahan-bahan di Indonesia sangat mudah dicari. Cuma pohon jengkol dan petai saja yang tidak ada di sini," kata pria asal Bengkulu tersebut.
Banyak masakan Indonesia yang sudah diterima lidah masyarakat Belanda. Nasi goreng dan rendang adalah dua makanan yang paling favorit di Belanda. "Di Belanda, nasi goreng itu namanya nasi. Jadi, kalau pesan di restoran yang bukan Indonesia, kalau pesan nasi, itu datangnya nasi goreng.
Selain nasi goreng dan rendang, masyarakat Belanda juga sangat familiar dengan sate, soto, dan sambal. Saking familiarnya masakan Indonesia, masyarakat Belanda bahkan dapat membuat sendiri masakan Indonesia di rumah dengan bahan yang ada.
"Saking familiarnya, mereka tidak hanya makan di restoran tapi juga bikin sendiri," kata bapak satu anak ini.
Ia berharap bisa terus mengembangkan potensi kuliner Indonesia di Belanda. Ia ingin menghadirkan masakan Indonesia yang lebih otentik dan membuat siapapun yang makan masakan itu akan merasa berada di rumah.
"Saya ingin mereka yang makan serasa sedang makan di rumah, bukan di restoran apalagi di Belanda," kata pria 50 tahun ini.