AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Dina Fitria (28 tahun) berjuang kembali memasuki dunia kerja setelah memutuskan untuk resign pada 2024. Keputusan warga Bandung, Jawa Barat, ini untuk berhenti dari tempat kerjanya dulu lantaran dia mengakui mengalami tekanan mental.
Namun, tak mudah untuk kembali ke dunia kerja. Persaingan kerja di Indonesia kini semakin berat.
"Saat itu aku udah enggak kuat. Bos baru sering bentak-bentak, dan aku ngerasa terus disalahin. Aku bahkan sampai harus ke psikolog, dan merasa trauma kerja," kata Dina saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (15/7/2025).
Dina menceritakan, sebelum memutuskan untuk resign, ia selalu aktif mencari peluang kerja lain. Setiap tahun ia rutin mengikuti seleksi CPNS maupun rekrutmen BUMN, namun tak juga lolos. "Mungkin karena aku sambil kerja, jadi persiapan belajarnya juga kurang maksimal. Sementara kalau ikut tes begitu kan harus serius ya," kata dia.
Karena keadaan, pada Januari hingga Maret 2025, Dina mulai aktif kembali melamar pekerjaan. la sempat beberapa kali lolos ke tahap administrasi dan wawancara, namun belum berhasil mendapatkan posisi. "Akhirnya aku nyoba ngelamar kerja lagi, supaya bisa survive aja-lah," kata dia.
Setelah itu, Dina memutuskan untuk berhenti sejenak dari aktivitas melamar kerja. Pada April hingga Juni, ia memilih fokus membangun usaha kecil dan mencoba peluang sebagai afiliator. Akan tetapi, usahanya tersebut belum juga membuahkan hasil menjanjikan.
"Awal bisnis rame, tapi lama-lama sepi. Aku juga sempat bikin utas di Threads soal ini, dan ternyata banyak yang bilang memang in this economy daya beli masyarakat lagi turun," kata Dina.
Kini, ia kembali melamar kerja. Dina mulai membuka kemungkinan untuk merantau, mengingat sebagian besar lowongan di Bandung kebanyakan menawarkan gaji di bawah UMR. "Aku mulai cari kerja untuk penempatan di Jakarta, Cikarang, bahkan ke Labuan Bajo, karena suami kerja di sana juga," kata dia.
Dari pengalamannya, Dina berharap pemerintah bisa lebih fokus mengembangkan kualitas SDM dibandingkan program-program yang tidak langsung menjawab tantangan dunia kerja saat ini. "Kalau makan siang gratis jadi beban negara, ya udah dilepas aja. Lebih baik bikin pelatihan gratis untuk skill yang dibutuhin sekarang," ujarnya.
Menurut Dina, Indonesia saat ini sedang memasuki era bonus demografi, di mana usia produktif mendominasi populasi. Namun tanpa arah kebijakan yang jelas dan relevan, kondisi ini justru bisa berubah menjadi tantangan besar.
"Bonus demografi itu bisa jadi berkah, tapi kalau enggak dimanfaatin dan SDM-nya enggak diasah, ya malah jadi pengangguran massal," kata Dina.