AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta jiwa per Februari 2025. Dari angka tersebut, lebih dari 1 juta adalah lulusan perguruan tinggi yang belum berhasil masuk dunia kerja.
Di tengah kompetisi kerja yang semakin ketat, perusahaan tidak lagi hanya mempertimbangkan IPK tinggi atau lulusan kampus bergengsi saat mencari kandidat. Menurut Founder and Managing Director Headhunter Indonesia, Haryo Suryosumarto, yang justru dicari perusahaan adalah kandidat yang mampu memahami persoalan di industri dan bisa menawarkan solusi nyata.
"Banyak fresh graduate yang tidak bisa menjawab ketika ditanya, 'Apa nilai tambah yang bisa kamu bawa ke perusahaan?'. Bahkan mereka juga sering kali tidak tahu masalah atau tantangan apa yang dihadapi perusahaan," kata Haryo saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (15/7/2025).
la menilai, kesenjangan ini menjadi salah satu penyebab utama banyak lulusan baru yang kesulitan menembus dunia kerja. Tanpa pemahaman akan kebutuhan industri dan tanpa kejelasan kontribusi yang bisa ditawarkan, perusahaan akan menilai kandidat masih terlalu "mentah".
Menurut Haryo, beberapa perusahaan memang bersedia mendidik karyawan baru. Namun, perusahaan tetap menginginkan talenta yang sudah memiliki kesiapan dasar. Calon kandidat yang datang hanya bermodal ijazah, tanpa kesadaran diri atas kemampuan dan peran yang bisa dimainkan, akan kalah bersaing.
Di sisi lain, kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih juga membuat proses rekrutmen makin selektif. Ketidakpastian global, dari konflik Rusia-Ukraina hingga ketegangan di Timur Tengah, mendorong banyak perusahaan bersikap konservatif.
"Perusahaan saat ini tidak mau ambil risiko. Jangan sampai sudah rekrut orang, tapi kondisi malah memburuk. Nah berbagai faktor ini yang kemudian membuat fresh graduate atau pencari kerja usia 20-an, kesannya kok susah banget dapet kerjaan," kata Haryo.
Ketidakseimbangan antara jumlah angkatan kerja dan lapangan kerja juga memperparah situasi. Job fair di berbagai daerah yang didatangi ribuan pencari kerja, serta lonjakan pelamar yang terjadi di Cianjur belum lama ini, menandakan bahwa ketersediaan pekerjaan masih jauh dari kata cukup.
"Dengan pasar kerja yang makin kompetitif, kesiapan mental, kemampuan beradaptasi, dan kesadaran akan nilai diri menjadi hal yang tak bisa diabaikan. Jadi para pencari kerja muda harus mulai mendalami profil perusahaan sebelum melamar, sehingga tidak hanya bergantung pada prestasi akademik," kata dia.
View this post on Instagram