AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Menopause merupakan bagian alami dari proses penuaan yang dialami oleh perempuan. Namun pada sebagian perempuan, menopause bisa terjadi jauh lebih cepat dibandingkan seharusnya.
"Menopause merupakan penanda dari berakhirnya masa-masa reproduksi," jelas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui laman resminya, dikutip pada Rabu (18/10/23).
Secara umum, menopause terjadi ketika perempuan memasuki usia 45-55 tahun. Perempuan bisa dikatakan mengalami menopause alami bila tidak mengalami menstruasi selama 12 siklus berturut-turut tanpa adanya masalah kesehatan atau intervensi medis.
Meski begitu, sebagian perempuan bisa mengalami menopause di usia yang lebih muda. Kondisi ini dikenal sebagai menopause dini atau menopause prematur.
Menopause dini merupakan menopause yang terjadi pada rentang usia 40-45 tahun. Sedangkan menopause prematur terjadi pada rentang usia di bawah 40 tahun.
"Menopause prematur ini bisa disebabkan oleh kelainan kromosom tertentu, kelainan autoimun, atau penyebab lain yang tidak diketahui," kata WHO.
Beberapa contoh kelainan kromosom yang bisa memicu menopause dini dan prematur adalah Fragile X atau sindrom Turner. Sedangkan penyakit autoimun yang juga dapat memicu kondisi serupa adalah rheumatoid arthritis, penyakit Crohn, dan penyakit tiroid.
Cleveland Clinic mengungkapkan bahwa menopause prematur bisa dialami oleh perempuan yang masih berusia 20-an tahun. Akan tetapi, kemunculan menopause prematur di bawah usia 30 tahun sangat langka terjadi.
Sebagai gambaran, angka kejadian menopause dini pada usia di bawah 45 tahun adalah sekitar 5 persen. Selain itu, angka kejadian menopause prematur di bawah usia 4O tahun adalah sekitar 1 persen. Sedangkan angka kejadian menopause prematur di usia 20-an tahun adalah sekitar 0,1 persen.
Baik menopause dini maupun prematur bisa dipicu oleh beragam faktor. Sebagian di antaranya adalah terapi radiasi dan kemoterapi untuk mengobati kanker, operasi pengangkatan rahim, riwayat menopause dini pada keluarga, hingga mengalami menstruasi pertama sebelum berusia 11 tahun.
Selain itu, kebiasaan merokok dan sindrom kelelahan kronis juga bisa menyebabkan menopause dini dan prematur. Beberapa faktor pemicu lainnya adalah HIV/AIDS dan infeksi seperti gondongan.
Menopause dini dan prematur bisa dikenali melalui sejumlah tanda. Berikut ini adalah tanda-tanda awal dari menopause dini atau prematur menurut Cleveland Clinic:
1. Siklus menstruasi mulai tidak teratur selama beberapa tahun sebelum mengalami siklus menstruasi terakhir.
2. Siklus menstruasi menjadi lebih panjang atau pendek.
3. Spotting atau keluar bercak darah di antara dua siklus menstruasi atau ada perubahan pola perdarahan vagina.
Selain itu, menopause dini dan prematur juga bisa memunculkan sejumlah gejala yang sama seperti menopause biasa. Berikut ini adalah gejala-gejala tersebut, seperti dilansir Cleveland Clinic:
1. Hot flashes (sensasi panas yang menyebar di tubuh secara tiba-tiba)
2. Keluar keringat berlebih di malam hari
3. Vagina kering dan rasa tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual
4. Infeksi kandung kemih yang lebih sering
5. Sulit tidur atau insomnia
6. Perubahan emosional, seperti mudah marah hingga merasa cemas
7. Kulit, mata, dan mulut kering
8. Payudara terasa nyeri bila disentuh
9. Detak jantung lebih cepat
10. Sakit kepala
11. Nyeri di sendi dan otot
12. Perubahan gairah seksual
13. Sulit berkonsentrasi atau mudah lupa
14. Kenaikan atau penurunan berat badan
15. Rambut rontok atau menipis
Sama seperti menopause biasa, menopause dini dan prematur merupakan kondisi yang tidak bisa diputarbalikkan. Artinya, perempuan yang sudah mengalami menopause dini atau prematur tidak dapat kembali ke masa-masa subur mereka.
"Akan tetapi, penyedia layanan kesehatan bisa membantu Anda meredakan gejala dan efek samping dari menopause (melalui terapi)," ujar Cleveland Clinic.