"Kondisi savana pascakebakaran sudah mulai ditumbuhi tunas, sudah mulai kelihatan hijau. Namun beberapa jenis pohon, seperti cemara gunung, dan lainnya, mungkin membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 3-5 tahun," katanya.
Bagi para pengunjung termasuk pelaku jasa wisata yang akan beraktivitas di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, katanya pula, diminta untuk mematuhi seluruh prosedur termasuk aturan yang berlaku di kawasan, mengingat saat saat ini masih dalam masa waspada kebakaran hutan.
"Karena ini belum mulai hujan di dalam kawasan dan masih dalam kondisi kemarau, mohon untuk pengunjung bisa tetap waspada, untuk tidak menimbulkan api yang mungkin bisa menyulut terjadinya kebakaran di dalam kawasan," katanya lagi.
Sementara bagi masyarakat yang akan melaksanakan kegiatan lain, seperti pengambilan foto untuk prewedding dan penelitian, diminta untuk mengurus Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi).
"Mohon untuk bisa disampaikan juga kepada petugas yang ada di pintu masuk, sehingga nanti bisa diarahkan untuk langkah berikutnya dalam pengurusan Simaksi seperti apa," katanya lagi.
Balai Besar TNBTS mencatat, nilai kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dipicu penggunaan suar atau flare mencapai Rp 8,3 miliar dengan total area terdampak seluas 989 hektare. Akibat kebakaran itu, kawasan tersebut ditutup pada 6-18 September 2023.
Nilai kerugian tersebut mencakup biaya pemadaman darat kurang lebih Rp216 juta dan kerugian akibat hilangnya habitat dengan pendekatan biaya pemulihan ekosistem sebesar Rp3,26 miliar, dan kerugian akibat hilangnya jasa rekreasi hingga 14 September 2023, Rp 4,87 miliar.
Kawasan itu ditutup akibat peristiwa....