AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Setiap dekade memiliki raja pop-nya sendiri. Pada 2000-an, Justin Timberlake bersinar secara solo. Sementara itu, tahun 2010-an adalah milik penyanyi asal Kanada yang membawa ikon remaja modern, Justin Bieber.
Pada tahun 2020-an, belum ada bintang pop solo pria besar yang benar-benar mendominasi dunia pop. Namun, dengan album Golden, Jungkook BTS dianggap bisa membuktikan bahwa dia adalah seseorang yang mampu mengisi kekosongan ini. Laman NME mengulas penyanyi yang dikenal sebagai Golden Maknae dari grup K-pop BTS, Jungkook (26 tahun), sering kali dianggap sebagai bintang beruntung yang bisa meraih kesuksesan dalam berbagai bidang.
Meskipun peran kreatifnya dalam album debut solonya terbatas, Jungkook mampu menyampaikan emosi dan gaya dalam setiap lagu dengan sangat lancar. Dia tampak seperti bunglon musik yang mampu menghadapi berbagai genre.
Golden adalah album dengan dua bagian yang berbeda. Bagian pertama penuh ceria dan optimistis, di mana Jungkook membicarakan tema jatuh cinta dan menjalani hubungan dengan keyakinan. Lagu pembuka "3D" yang menampilkan Jack Harlow, memiliki sentuhan pop tahun 2000-an, sementara single pertama "Seven" feat Latto membawa sentimen romantis atau penuh gairah ke dentuman garage beats Inggris.
Single utama "Standing Next To You" menggabungkan nuansa retro funk dan kilatan disko dengan lirik janji kesetiaan yang menghangatkan hati. Beberapa kolaborasi dalam album ini lebih bersifat elektronik, yang memberikan kebebasan bagi Jungkook untuk menunjukkan keberagaman bakatnya.
Lagu "Closer To You" dengan Major Lazer mengusung ritme reggaeton dengan vokal Jungkook yang memikat. "Please Don't Change" dengan DJ Snake membawanya ke lantai dansa sambil meminta kekasihnya untuk tetap sama.
Meskipun album Golden berhasil menunjukkan kemampuan Jungkook beradaptasi dalam berbagai gaya musik, beberapa lagu yang menjadi sorotan adalah lagu-lagu klasik raja pop, yang mendominasi era raja pop sebelumnya. Pada bagian pertama album, ada "3D" dan "Yes Or No”, yang terakhir ditulis oleh Ed Sheeran dan menampilkan lirik sederhana penuh makna.
Bagian kedua album menghadirkan nuansa yang lebih mendalam dan melankolis, menggambarkan perasaan yang muncul setelah patah hati dan perpisahan. "Hate You" adalah balada piano yang ditulis bersama Shawn Mendes, menampilkan narator yang memaksa dirinya untuk membenci mantan agar semuanya menjadi lebih mudah. "Too Sad To Dance" menggambarkan perasaan Jungkook yang patah hati dengan baik meskipun liriknya terkadang klise.
Secara keseluruhan, Golden berhasil mencapai tujuannya dengan menampilkan keberagaman musik Jungkook, vokal karismatik, dan potensi kesuksesan komersial. Ada daya tarik pop yang sangat kuat dalam Golden, yang mudah diterima pendengar.
Meskipun ada beberapa kegagalan, seperti "Somebody" yang menghilangkan pesona suaranya melalui prosesor robotik, secara keseluruhan album diproduksi dengan sangat baik. Album ini mungkin tampak seperti rekaman yang bisa Jungkook rilis sendiri, tapi, apakah ada yang bisa membawakan lagu-lagu ini sebaik dia?
NME menyebut album Golden telah mengamankan posisi Jungkook sebagai bintang pop masa depan. Tahun 2020-an telah menemukan raja pop baru, di mana Golden membantu memantapkan tempat Jungkook di takhta tersebut.