Senin 13 Nov 2023 16:33 WIB

Ada Garis Tipis Antara Kritik dan Mempermalukan, Hati-Hati Saat Memotivasi Anak

Orang tua kadang tak sadar kritik yang disampaikan justru mempermalukan anak.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Anak laki-laki sedang bersedih (ilustrasi). Alih-alih memotivasi mereka, kritikan yang salah mungkin malah membuat anak merasa tidak bisa berubah dan merasa tidak mampu.
Foto:

Orang tua perlu menanyakan dua hal pada diri sendiri jika akan mengkritik anak. Pertama, apakah itu sesuatu yang bisa dia ubah? Kedua, apakah penting jika anak mengubahnya? Jujurlah pada diri sendiri tentang jawabannya, terutama untuk pertanyaan kedua.

Jika salah satu jawaban dari pertanyaan itu adalah tidak, maka itu bukanlah sesuatu yang perlu dikritik. Jangan mengambil risiko mempermalukan atau merusak hubungan dengan anak, yang juga akan membuang-buang waktu dan energi.

Sementara, jika jawaban kedua pertanyaan tadi adalah "ya", tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan lain. Apakah momen saat itu merupakan tempat dan waktu yang tepat untuk mengatakan apa yang akan diucapkan? Kedua, apakah kira-kira anak ingin mengubah perilaku itu?

"Mengkritik seorang anak di depan umum merupakan hal yang penting, hanya jika dia bersikap kasar, menyakiti seseorang, atau melakukan sesuatu yang mungkin tidak aman. Namun, di luar situasi tersebut, kritik di depan orang banyak bukan ide yang bagus," ucap McCarthy.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement