Ahad 26 Nov 2023 17:45 WIB

Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi Sebut Keluhan Nyeri Bisa Diatasi tanpa Operasi

Pain intervention tangani keluhan rasa nyeri dan alternatif pengobatan tanpa operasi.

Red: Endro Yuwanto
Seorang wanita mengalami nyeri bahu (ilustrasi).  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut sekitar 20 persen populasi dunia setiap tahun mengalami nyeri dengan setengahnya adalah nyeri kronis.
Foto: Dok www.freepik.com
Seorang wanita mengalami nyeri bahu (ilustrasi). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut sekitar 20 persen populasi dunia setiap tahun mengalami nyeri dengan setengahnya adalah nyeri kronis.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi Radjak Hospital Purwakarta dr Boby Harul Priono SpOT AIFO-K CIPS menyatakan, keluhan nyeri dapat diatasi tanpa operasi. Penanganan nyeri ini bukan hanya untuk mengurangi intensitas nyeri pada pasien, tapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.

 

Baca Juga

"Meski belum terlalu populer, pain intervention mampu menangani keluhan rasa nyeri dan menjadi alternatif pengobatan tanpa operasi," ujar Boby dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (26/11/2023).

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut sekitar 20 persen populasi dunia setiap tahun mengalami nyeri dengan setengahnya adalah nyeri kronis.

 

Pendekatan yang dilakukan, kata Bobby, yakni pendekatan komprehensif dalam mengatasi nyeri melalui penanganan dengan metode medis, rehabilitasi, dan terapi alternatif. Tindakan tersebut memungkinkan penanganan pada nyeri di bagian tubuh tanpa melewati proses sayatan atau pun pembedahan.

 

"Sebenarnya, tidak semua orang suka atau mau dioperasi. Dari penelitian misalnya, nyeri pinggang 75 persen bisa disembuhkan tanpa pembedahan. Tapi, bukan berarti semua penyakit bisa ditangani dengan pendekatan ini," kata Boby.

 

Pendekatan tersebut, lanjut Boby, hampir tanpa komplikasi dan efeknya bisa dirasakan langsung oleh para pasiennya. Mayoritas keluhan yang dialami pasien adalah nyeri leher, bahu, siku, dan lutut.

"Biasanya penderita nyeri adalah pasien yang memiliki kebiasaan salah. Contohnya, biasa bekerja mengetik, banyak duduk, jarang bergerak," kata Boby menjelaskan.

Pendekatan pain intervention itu biasanya dijalankan selama tiga bulan, jika tidak ada perubahan, baru digunakan opsi lainnya, yaitu operasi untuk nyeri yang tidak tertahankan.

Saat ini, lanjut Boby, tenaga ahli orthopedi yang memiliki keahlian pain intervention itu masih terbatas, yakni tidak lebih dari 20 orang. "Harapannya, Radjak Hospital ini bisa berkembang dan terus bisa membantu masyarakat dalam mengatasi keluhan nyeri," ujar dia.

Penanganan nyeri ini bukan hanya untuk mengurangi intensitas nyeri pada pasien, tapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement