AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memberi perhatian lebih pada lonjakan kasus Covid-19 dan influenza di negaranya. Kenaikan jumlah kasus yang berbarengan dikhawatirkan akan membebani sistem layanan kesehatan.
"Rawat inap akibat Covid-19 meningkat dengan cepat. Sejak musim panas, pejabat kesehatan masyarakat telah memantau peningkatan sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak (MIS-C), yang disebabkan oleh Covid-19," kata CDC dalam laporannya.
Dikutip dari laman CBS News, Senin (18/12/2023), berdasarkan pelacakan CDC, sebagian jumlah kasus Covid-19 yang terus bertambah disebabkan varian baru bernama JN.1. Selain itu, jumlah kasus influenza pun meningkat di sebagian besar wilayah di AS.
Jika hal ini terus berlanjut, CDC khawatir rumah sakit dan instalasi gawat darurat akan kewalahan. CDC mendesak masyarakat yang belum divaksin untuk mendapat vaksinasi karena puncak musim penyakit pernapasan disinyalir segera tiba. Selain serangan flu dan Covid-19, ada juga penyakit pernapasan musiman lainnya, yaitu respiratory syncytial virus (RSV).
Di rumah sakit anak, CDC mengatakan tempat tidur sudah hampir sama penuhnya dengan tahun lalu di beberapa negara bagian. Data instalasi gawat darurat yang diterbitkan melacak penanganan gawat darurat pada anak-anak usia sekolah hampir dua kali lipat pada pekan lalu.
Peningkatan tersebut, yang sebagian besar didorong oleh percepatan kasus flu, terjadi setelah berpekan-pekan jumlah ruang gawat darurat secara nasional tidak bergerak menjelang momen Thanksgiving di AS. Selain itu, kasus Covid-19 pada lansia juga melonjak.
Sejumlah panti jompo mengalami peningkatan tajam dalam laporan Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir. Di wilayah Midwestern yang mencakup Illinois, Indiana, Michigan, Minnesota, Ohio, dan Wisconsin, infeksi Covid-19 pada penghuni panti jompo telah melampaui angka tertinggi yang tercatat tahun lalu.
Terkait varian JN.1 yang mendorong peningkatan gelombang infeksi Covid-19, para pakar pun sedang mencermatinya. Strain JN.1 merupakan keturunan yang sangat dekat dari varian BA.2.86 yang sangat bermutasi dan pertama kali terdeteksi pada musim panas.
Proyeksi CDC memperkirakan JN.1 menyumbang sebanyak 29 persen dari total infeksi Covid-19 di seluruh negeri. Angka tersebut naik dari 8,8 persen pada akhir November 2023. Pejabat kesehatan terus memantau JN.1, juga BA.2.86 dan turunannya.
Panel ahli yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bulan ini bahwa mutasi JN.1 tidak cukup drastis untuk keperluan revisi vaksin musim ini. Meskipun, kasus Covid-19 akibat JN.1 diperkirakan akan terus bertambah. Saat ini, JN.1 merupakan varian Covid-19 dengan pertumbuhan tercepat di AS.